Jakarta (ANTARA) - Epidemiolog Griffith University Australia Dicky Budiman meminta pemerintah Indonesia untuk segera mempercepat perluasan vaksinasi di daerah luar Jawa-Bali menjelang Hari Raya Idul Fitri tahun 2022.

“Kalau bicara mengenai Lebaran apakah aman atau tidaknya, ini kembali pada berapa banyak peningkatan nanti dari vaksinasi atau orang yang sudah divaksinasi, satu kali terinfeksi atau yang terinfeksi divaksinasi seperti itu,” kata Dicky dalam pesan suara yang diterima ANTARA di Jakarta, Selasa.

Menanggapi terjadinya gelombang ketiga COVID-19 akibat Omicron, Dicky menjelaskan meskipun puncak gelombang terlihat berpusat di Jawa-Bali, namun pemerintah seharusnya juga memperhatikan langkah mitigasi yang diambil pada luar daerah lainnya, terutama saat menjelang lebaran.

Sebab, daerah yang berada di luar Jawa-Bali masih mengalami keterbatasan testing dan tracing. Bahkan cakupan vaksinasi juga masih dapat dikatakan lebih rendah dan memperlebar potensi terjadinya pemburukan kualitas layanan di fasilitas kesehatan.

Baca juga: DKI percepat vaksinasi dosis ketiga melalui aplikasi JAKI

Baca juga: Kapolri imbau warga tak panik hadapi lonjakan COVID-19


Agar pemburukan layanan pada fasilitas kesehatan daerah tidak terjadi, pemerintah harus segera memperluas cakupan vaksinasi, terutama pada kelompok rentan seperti lansia, penderita komorbid serta anak anak agar dapat terbentuk sebuah landscape immunity atau peta dari imunitas.

“Peta dari imunitas ini yang nantinya akan menentukan keamanan dan tentu ini seiring waktu karena semua berproses. Pemerintah melakukan program vaksinasi, artinya cakupan vaksinasi meningkat di semua kelompok usia termasuk vaksinasi  penguat (booster),” ucap Dicky.

Dia menyebutkan mulai saat ini sampai menjelang bulan puasa, cakupan dosis kedua vaksin COVID-19 harus terus terkejar setidaknya mencapai 80 persen secara nasional atau paling minimal dapat mencapai 70 persen. Supaya ketika terdapat pergerakan dari masyarakat, risiko penularan jauh lebih kecil.

Sedangkan pada vaksin penguat, ia berharap pemerintah dapat memperluas cakupan setidaknya mencapai 50 persen dari total kelompok yang berisiko yang sudah menurun atau total secara umum dari populasi di Indonesia agar masyarakat dapat aman dan terlindungi ketika merayakan Hari Raya Idul Fitri tahun ini.

“Artinya kalau ini puncaknya akhir Februari sampai akhir Maret, itu semua yang Jawa-Bali, kota-kota di luar Jawa-Bali tercapai cakupan 70 persen total dua dosis dan ditambah penguat, setidaknya kalau bisa 50 persen dari total kelompok yang berisiko atau total umum dari populasi. Itu akan lebih bagus dan akan menempatkan kita jauh lebih aman ketika ada Idul Fitri atau lebaran tahun ini,” kata Dicky.*

Baca juga: 5.155 pasien COVID dirawat di RS Wisma Atlet kemayoran

Baca juga: Menkes: Indonesia masih perang lawan COVID-19


Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022