Jakarta (ANTARA) - Kredit Biro Indonesia Jaya (KBIJ) memperluas layanan pengelolaan informasi perkreditan dengan menggandeng beberapa perusahaan lembaga jasa keuangan, nonlembaga jasa keuangan, dan perusahaan e-KYC.

Direktur Utama KBIJ Agus Subekti mengatakan kerja sama tersebut sekaligus menandai tonggak awal hadirnya KBIJ sebagai lembaga pengelola informasi perkreditan (biro kredit swasta) yang memiliki kemampuan dan orientasi untuk memenuhi kebutuhan spesifik dari masing-masing pihak yang membutuhkan layanan informasi.

"Dengan pengalaman lebih dari lima tahun sebagai biro kredit, serta dukungan pemegang saham dan manajemen baru yang berpengalaman di industri biro kredit, KBIJ selama beberapa waktu terakhir ini telah mengembangkan Credit Bureau System yang 100 persen baru dan sepenuhnya dirancang agar mampu memberikan layanan informasi yang up to date, lengkap, akurat dan dapat memenuhi kebutuhan atau permintaan spesifik masing-masing pengguna," ujar Agus dalam keterangan di Jakarta, Rabu.

Adapun perusahaan yang ikut menandatangani nota kesepahaman adalah PT Bank Mega, Tbk, PT Home Credit Indonesia, PT Layanan Keuangan Berbagi (DanaRupiah), PT Atome Finance Indonesia (Atome), PT Trust Teknologi Finansial (TrustIQ), M.B.A. Consulting Indonesia, dan PT Aksata Pratama Teknologi.

CEO DanaRupiah Entjik S. Djafar mengatakan, dengan adanya kerja sama tersebut akan memperkuat kontrol risiko.

"Selain itu, mempermudah dalam melakukan evaluasi terhadap calon borrower dengan proses yang lebih cepat dalam hitungan detik karena proses dilakukan dengan koneksi API," ujar Entjik.

Sementara itu, Account Services Head - PT. Bank Mega, Tbk Gunawan Hendrikus mengatakan, kebutuhan pihaknya adalah bagaimana membuat proses dan pengalaman pelanggan menjadi jauh lebih nyaman, singkat dan akurat.

"Layanan KBIJ sudah sesuai dengan apa yang kami butuhkan, salah satunya juga membantu pertumbuhan yang sehat pada perusahaan kami," ujar Gunawan Hendrikus.

KBIJ telah menyiapkan sejumlah produk yang akan disediakan untuk membantu produk bisnis mitra di antaranya adalah laporan dan skor kredit yang spesifik berdasarkan produk, skor kredit yang dapat dikustomisasi, dan layanan portfolio monitoring yang memudahkan mitra menerapkan pemantauan kondisi debitur secara preventif dan responsif.

Baca juga: OJK kembangkan DigiKu dorong rasio kredit UMKM 30 persen di 2024
Baca juga: OJK sebut DPK perbankan tumbuh 12,21 persen pada 2021

Baca juga: Wapres minta Pefindo Biro Kredit tumbuhkan akses keuangan masyarakat

Pewarta: Citro Atmoko
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022