Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Kebudayaan Kementerian Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi (Kemendikbudristek), Hilmar Farid mengatakan Indonesia akan mengadakan sebuah ruwatan massal guna menemukan cara hidup berkelanjutan melalui kebudayaan dalam Presidensi G20.

“Karena ini adalah forumnya para menteri di bidang kebudayaan, cara-cara untuk menyampaikan apa yang kita fikirkan juga tidak lazim atau luar biasa. Kita akan membuat sebuah ruwatan massal,” kata Hilmar dalam Kick Off G20 on Education and Culture yang diikuti secara daring di Jakarta, Rabu.

Hilmar menjelaskan dalam Presidensi G20 yang baru kali pertama memasukkan kebudayaan sebagai agenda pertemuan, Indonesia akan membuat sebuah ruwatan massal kebudayaan yang rencananya digelar pada September 2022.

Baca juga: Nadiem umumkan agenda prioritas pendidikan pada Presidensi G20

Baca juga: Indonesia angkat empat prioritas pendidikan dan kebudayaan pada G20


Ruwatan tersebut akan mengusung tiga hal, yakni mengajak tiap negara untuk berfokus pada satu masalah yang sangat mendasar dalam kehidupan manusia, dimana Indonesia akan mengajak seluruh pihak memikirkan sebuah strategi yang dapat menciptakan perubahan gaya hidup guna menyelesaikan persoalan dalam aspek kehidupan.

Kedua, pihaknya akan mengajak para kementerian budaya membuat satu laporan bersama yang merangkum praktik baik dari seluruh dunia dan memperlihatkan sebuah peta jalan kebudayaan untuk menciptakan hidup yang berkelanjutan.

Lewat peta jalan itu, ia juga ingin menginisiasi berdirinya sebuah global fund bagi para seniman dan pekerja budaya, khususnya para pekerja yang berada di bagian dunia selatan dan belum memiliki skema pendukung yang memadai dalam setiap kegiatan itu.

Agar ketiga usulan dapat memberikan hasil yang diharapkan juga menciptakan kehidupan yang lebih baik, Hilmar mengaku membutuhkan sejumlah pihak untuk hadir dalam ruwatan massal tersebut, di antaranya para menteri kebudayaan, seniman termasuk pelaku budaya yang ada di lapangan.

“Kita berharap apa-apa praktik baik yang sudah berlangsung selama ini dan banyak pemikiran dari seluruh dunia bisa di konsolidasi dan dinyatakan dalam sebuah sikap bersama dari menteri di bidang kebudayaan,” kata dia.

Baca juga: Presiden: Pers miliki tugas besar sukseskan agenda Presidensi G20

Ia menambahkan acara kebudayaan itu nantinya membawakan tema bertajuk “Jalan Kebudayaan untuk Hidup Berkelanjutan”.

Melalui tema itu, Indonesia akan mengajak negara-negara lainnya untuk merefleksikan diri dan memikirkan kembali kehidupan manusia dalam tatanan global yang dianggap masih jauh dari hidup yang berkelanjutan.

“Semua orang saat ini berbicara tentang pentingnya membentuk satu “normal baru”. Hanya saja, apa yang menjadi landasan bagi “normal baru” ini? Sekali lagi, kebudayaan bisa kita harapkan memberikan kontribusi. Karena sejatinya kebudayaan adalah sumber dan hasil dari pembangunan,” ucap Hilmar.

Pewarta: Hreeloita Dharma Shanti
Editor: Endang Sukarelawati
Copyright © ANTARA 2022