Tahun ini disiapkan dua kapal.
Batam (ANTARA) - Pemerintah Kota Batam, Kepulauan Riau, menyiapkan dua kapal untuk membawa pelancong dari pulau utama ke Pulau Belakangpadang dan keliling pulau-pulau yang berada di wilayah perbatasan dengan Singapura.

"Tahun ini disiapkan dua kapal," kata Wali Kota Batam Muhammad Rudi seusai menghadiri musrenbang di Pulau Belakangpadang, Rabu.

Ia mengatakan bertekad untuk menjadikan Pulau Belakangpadang, yang berjarak 20 menit menggunakan kapal pompong dari Pulau Batam dan berhadapan dengan Singapura itu sebagai daerah destinasi wisata unggulan.

Baca juga: Upaya bersama pulihkan pariwisata

Saat ini, masyarakat dan pelancong menggunakan kapal pompong bermesin dari Pulau Batam ke Pulau Belakangpadang. Kapal berlayar sesuai dengan kebutuhan masyarakat.

 Layaknya angkutan umum (angkot) di kota besar, kapal berkapasitas belasan orang yang dikelola masyarakat itu menunggu di pelabuhan hingga penumpang penuh atau dinilai cukup, baru kemudian berlayar.

Wali Kota menyatakan, kapal yang sedang disiapkan pemerintah tidak hanya untuk melayani warga yang hendak menyeberang. Melainkan pula menawarkan kenyamanan untuk wisata, termasuk keliling pulau-pulau.

Kapal itu dirancang mampu mengangkut sekitar 100 orang, dan di dalamnya juga terdapat kafe untuk bersantai.

"Tidak hanya sebagai alat transportasi dari Belakangpadang ke Sekupang (pelabuhan di Pulau Batam), tapi bisa berputar keliling sini," kata dia.

Baca juga: Pemkot Padang siapkan 32 kegiatan pariwisata pada 2022

Ia optimistis, banyak pelancong yang akan menikmati wisata di kapal dan di Pulau Belakangpadang. Apalagi apabila perbatasan dibuka dan warga Singapura bisa masuk Batam.

"Supaya mereka yang datang dari Singapura, bisa menikmatinya. Kalau ini hidup, maka akan membantu ekonomi masyarakat," katanya.

Tidak hanya itu, Wali Kota mengatakan akan melibatkan operator kapal pancung yang biasa melayani masyarakat antarpulau untuk terlibat di kapal itu.

"Mereka yang pekerjaannya bawa boat pancung menjadi prioritas karena hidup mereka ada di situ," kata dia.
 

Pewarta: Yuniati Jannatun Naim
Editor: Nusarina Yuliastuti
Copyright © ANTARA 2022