Jakarta (ANTARA News) - Juara dunia tinju kelas terbang mini Asosiasi Tinju Dunia (WBA) dari Indonesia, Muhammad Rachman, yakin dapat memenangi pertandingan melawan penantang peringkat ke-11 dari Thailand, Pornsawan Por Pramuk, pada pertarungan di Jakarta Sabtu malam (30/7).

"Saya akan tampil sabar dan setenang mungkin. Dulu saya selalu tampil berapi-api, namun sekarang saya jauh lebih tenang dan sabar. Dua hal inilah yang membuat saya mampu kembali merebut gelar juara dunia. Karena itulah saya yakin dapat memenangi pertarungan," tutur Rachman dalam jumpa pers di Jakarta, Jumat.

Ditanya tentang peluangnya untuk meraih kemenangan KO seperti saat merebut gelar juara tersebut, Rachman mengatakan, "Dalam pertarungan sulit diprediksi kemenangan KO. Namun kalau kesempatan untuk itu ada, maka akan saya manfaatkan semaksimal mungkin."

Pada timbang badan seusai jumpa pers, berat badan Rachman tercatat 47,3 kg yang berarti masih di bawah berat maksimum kelas itu, 47,6 kg. Sementara Pornsawan sempat kelebihan berat 6 ons pada pagi harinya, sehingga harus berlari-lari dan melompat-lompat menurunkan berat badannya itu. Saat timbang badan dilaksanakan, berat Pornsawan sama dengan Rachman, 47,3kg.

Upaya menurunkan berat badan hingga enam ons tersebut jelas menguras tenaga Pornsawan. Hal ini dapat membuat badan menjadi lemas dan berisiko saat pertandingan Sabtu malam.

Namun menurut mantan petinju nasional Ferry Moniaga, hal itu bergantung pada kebiasaan petinju. "Kalau dia sudah biasa kelebihan berat hingga satu kilo misalnya, dan dapat menurunkannya dengan cepat, maka tidak ada masalah. Namun kalau tidak terbiasa ini berbahaya. Petinju bersangkutan akan tampil di bawah kondisi terbaiknya dan berisiko kalah," kata Ferry.

Pornsawan sendiri menyatakan peluangnya untuk mengalahkan Rachman masih 50:50. Petinju Thailand yang telah empat kali gagal merebut gelar juara dunia ini terlihat rendah hati dan menahan komentarnya.

Menghadapi pertarungan Sabtu malam, Rachman mengaku telah mempersiapkan diri dengan baik. Ia mengaku telah menghabiskan 60 ronde latih tanding melawan sejumlah petinju nasional.

Dalam persiapannya ini Rachman tidak didampingi pelatih mana pun. "Saya latihan sendiri sama seperti sewaktu menghadapi pertarungan kejuaraan dunia lalu. Waktu itu persiapan saya tidak sebagus sekarang dan hanya menghabiskan 20 ronde latih tanding. Bagi saya tidak ada masalah, karena saya sudah terbiasa seperti ini," kata Rachman.

Rachman yang berusia 39 tahun memiliki rekor bertanding 64 kali menang (33 KO), 10 kali kalah, 5 kali seri. Sementara Pornsawan, 32 tahun, rekor bertandingnya 22 kali menang (16 KO), 3 kalah, 1 seri.

Pertarungan kedua petinju dijadwalkan berlangsung di Studio 5 Stasiun Televisi Indosiar dan disiarkan langsung oleh stasiun televisi SCTV. Siaran langsung dimulai pukul 21.00 WIB.

Rachman merebut gelar juara dunia tinju kelas jerami IBF dengan menang angka atas petinju Kolombia, Daniel Reyes, 14 September 2004. Dia kehilangan gelar juara dunia itu setelah kalah angka melawan Florante Condes dari Filipina di Jakarta, 7 Juli 2007.

Pada usia 39 tahun Rachman mengejutkan publik tinju Indonesia dan dunia ketika merebut gelar juara dunia kelas terbang mini WBA dengan memukul KO juara bertahan dari Thailand, Kwanthai Sithmorseng, ronde kesembilan di Bangkok, 11 April lalu.

Rachman tercatat sebagai petinju Indonesia tertua yang mampu merebut gelar juara dunia tinju.(*)
(ANT-133/I015)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011