Medan (ANTARA) - Gabungan Perusahaan Karet Indonesia (Gapkindo) Sumatera Utara memprediksi ekspor karet masih akan melemah di sepanjang Februari 2022 karena produksi masih ketat dampak musim kering.

"Ada prediksi, ekspor karet Sumut pada Februari masih melemah seperti di Januari,"ujar Sekretaris Eksekutif Gapkindo Sumut, Edy Irwansyah di Medan, Jumat.

Ekspor yang melemah dampak sebagian besar daerah sentra produksi karet di Sumut sudah memasuki musim kering yang membuat produksi kebun karet turun.

Ekspor diperkirakan semakin tertekan karena masih ada "delay shipment" (penundaan pengapalan) dan permintaan yang sedikit turun setelah di akhir tahun 2021, impor cukup banyak.

Baca juga: Pabrik karet Sumsel kekurangan bahan baku terpaksa impor dari Vietnam

Dia menyebutkan, pada Januari 2022, ekspor karet Sumut turun 17,7 persen dibandingkan bulan Desember 2021 atau menjadi 32.608 ton.

Diperkirakan dampak musim kering sejak February- April dapat mengurangi produksi hingga 30 persen.

Dia menjelaskan, pada Januari, ekspor karet Sumut ke 34 negara.

Baca juga: Rachmat Gobel tawarkan Belarus impor karet dari Indonesia

Dari 34, lima negara tujuan ekspor karet Sumut terbesar masing-masing ke Jepang (27,03 persen), Amerika Serikat (12,78 persen), Brazil (10,73 persen), RRT (7,68 persen), dan Turki 6,12 persen.

Dia mengakui, di tengah penurunan volume ekspor, harga karet SIR20 di bursa berjangka Singapura mengalami kenaikan di Februari.

Pada 11 Februari tercatat, harga ekspor karet sebesar 1,806 dolar AS per kg dan diperkirakan masih akan terus menguat didorong pasokan yang ketat akibat produksi tidak banyak.

 

Pewarta: Evalisa Siregar
Editor: Adi Lazuardi
Copyright © ANTARA 2022