Mukomuko (ANTARA) -
Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko, Provinsi Bengkulu, menyebutkan bahwa stok vaksin anti rabies (VAR) di daerah ini sudah menipis, bahkan tersisa lima kiur.
 
"Masih ada sisa vaksin anti rabies sebanyak lima kiur lagi, sisa vaksin anti rabies tersebut disimpan di Dinas Kesehatan," kata Kepala Bidang (Kabid) Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko, Jajad Sudrajad dalam keterangannya di Mukomuko, Sabtu.
 
Dinas Kesehatan Kabupaten Mukomuko telah mengusulkan penambahan stok vaksin anti rabies kepada pemerintah provinsi setempat, tetapi stok vaksin anti rabies di pemerintah provinsi sedang kosong.
 
Ia mengatakan, karena stok vaksin anti rabies di daerah ini semakin menipis sehingga vaksin yang ada di dinas ini dipakai selektif atau hanya untuk warga korban gigitan hewan penular rabies yang mengarah rabies.
 
Selama ini, ia menyatakan, meskipun tidak ada warga setempat yang positif rabies setelah terkena gigitan hewan penular rabies, namun warga tersebut tetap diberikan vaksin anti rabies untuk menjaga warga ini tertular penyakit ini.
 
"Yang kita dipakai selektif untuk yang benar-benar mengarah ke rabies," ujarnya pula.

Baca juga: Sudin KPKP kembali gelar vaksinasi rabies gratis tahun 2022
Baca juga: Bocah enam tahun di Sikka positif rabies
 
Ia mengatakan, pihaknya akan berusaha mengusulkan penambahan stok vaksin anti rabies kepada pemerintah provinsi dan membeli sebanyak vaksin anti rabies sebanyak 25 kiur.
 
Sementara itu, ada dua warga setempat yang terkena gigitan hewan penular rabies jenis kucing dan anjing selama Januari 2022.
 
Dari dua warga yang menjadi korban gigitan hewan penular rabies selama Januari 2021, satu orang digigit kucing dan satu digigit anjing.
 
Kendati demikian, satu kucing dan satu anjing yang telah menggigit warga di daerah ini tidak mengidap penyakit rabies. Semuanya merupakan hewan peliharaan.
 
Satu ekor kucing dan anjing yang menggigit manusia tersebut telah mendapat vaksin untuk mencegah hewan tersebut terkena penyakit rabies.

Pewarta: Ferri Aryanto
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022