London (ANTARA News) - Pasar saham dunia memperpanjang kerugian Rabu ketika kelegaan kesepakatan utang AS digantikan kekhawatiran baru tentang melemahnya pertumbuhan ekonomi dan krisis utang zona euro, mendongkrak emas ke rekor tertinggi.

Ancaman double dip recession di Amerika Serikat terbayang sesudah data menunjukkan sektor jasa AS tumbuh sangat lambat pada Juli, lapor AFP.

Hal ini menambah para analis kekhawatiran bahwa krisis utang zona euro tetap merupakan ancaman nyata bagi Italia dan Spanyol dan bahwa pertumbuhan seret di zona euro bisa bertahan.

Pada penutupan, indeks saham unggulan patokan FTSE 100 London merosot 2,34 persen menjadi 5.584,51 poin.

Di Frankfurtm, DAX jatuh 2,30 persen menjadi 6.640,59 poin dan di Paris CAC 40 turun 1,93 persen menjadi 3.454,94 poin.

Pada perdagangan mata uang asing, euro lebih tinggi 1,4299 dolar sedang emas mencapai rekor 1.672,95 dolar per ons sebelum penutupan hari itu 1.669,25 dollar.

"Jelas bahwa meski ada kemajuan untuk mengatasi masalah utang baik di AS maupun Eropa, ketidakpastian terus ada," kata Juliet Tennent, seorang ekonom di Goodbody Stockbrokers di Dublin.

"Kekhawatirannya adalah langkah-langkah penghematan AS akan menghantam pertumbuhan ekonomi yang sudah seret ... Disamping itu sejumlah upaya otoritas Eropa masih belum cukup memuaskan pasar obligasi yang skeptis, krisis utang (zona euro) nampak jauh dari usai."

Pasar Eropa hanya turun sedikit dalam perdagangan tengah hari, namun data buruk sektor jasa AS mengirim harga saham anjlok dengan cepat.

Data sektor jasa dari indeks Institute for Supply Management menunjukkan aktivitas non manufaktur di AS anjlok ke 52,7 bulan lalu, semata hanya di atas level 50 (level tak ada pertumbuhan).

Sedangkan sektor hiburan dan keuangan mencatat pertumbuhan, sektor perawatan kesehatan, utilitas dan konstruksi menyusut, kata ISM.

Sedangkan di Eropa, pasar obligasi mantap karena para perdana menteri ekonomi ketiga dan keempat terbesar Eropa menjawab tekanan yang berulang atas keuangan publik yang serba kurang.

PM Italia Silvio Berlusconi dan PM Spanyol Jose Luis Rodriguez Zapatero masing-masing mencoba mengirimkan sinyal kuat bahwa mereka mengatasi krisis mendalam dengan keseriusan tinggi.

Berlusconi menyerukan "rencana aksi segera" dalam pidato kepada parlemen sedangkan Zapatero mengadakan pembicaraan darurat dengan kabinetnya untuk "menganalisa pergerakan pasar."

Namun para investor tetap berhati-hati dalam mengantisipasi keputusan tingkat bunga Bank Sentral Eropa Kamis, menunggu tanda-tanda bagaimana Frankfurt akan mengintervensi guna menghadapi kekacauan pasar obligasi yang berlanjut.

"Kami benar-benar tidak memahami ketiadaan seseorang yang menentukan kriterianya dan menenangkan pasar," kata Angel de Molina Rodriguez, direktur analisis di pialang Spanyol Tressis.

"Jika mereka tidak melakukan langkah-langkah yang lebih serius untuk mengejar para spekulan via pembelian obligasi atau aksi bersama dengan bank sentral lain ... paling tidak mereka dapat mengirim pesan untuk mengatakan bahwa mereka khawatir dengan konsekuensi krisis utang terhadap pertumbuhan zona euro, ungkap data yang mengecewakan beberapa hari ini.

Data terakhir memperlihatkan "gambaran mengkhawatirkan soal pertumbuhan" dan memperkuat "pandangan bahwa zona euro mungkin mengalami periode pertumbuhan ekonomi lemah berkepanjangan daripada yang diantisipasi semula," kata S&P.

Di New York, dalam perdagangan tengah hari, Dow Jones Industrial Avarage jatuh 0,11 persen menjadi 11.853,37, S&P 500 turun 0,04 persen menjadi 1.254,57, sedangkan Nasdaq Composite padat teknologi turun 0,16 persen menjadi 2.673,54.

Para investor tidak bergeming dengan kabar bahwa baik Moody's Investor Service dan Fitch menegaskan peringkat kredit jempolan AS setelah tawar menawar 11 jam untuk menghindari gagal bayar utang, yang mempertimbangkan lagi peringatan tentang kemungkinan penurunan peringkat jika Washington tidak berhasil.

Pasar saham Asia Rabu terjun, dengan Tokyo anjlok 2,11 persen, Sydney kehilangan 2,27 persen dan Seoul melepaskan 2,59 persen. (ANT/K004)

Penerjemah: Kunto Wibisono
Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011