Teman-teman ini pahlawan lingkungan, tanpa disuruh, tanpa digaji tetap jalan ikut mengatasi persoalan sampah
Kabupaten Bogor (ANTARA) - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Bogor, Jawa Barat, mengapresiasi Komunitas Gerakan Pungut Sampah (GPS) karena telah turut membantu dalam mengatasi permasalahan sampah.

"Hari ini saya hadir sebagai perwakilan pemerintah daerah memberikan apresiasi kepada teman-teman Komunitas GPS. Teman-teman ini pahlawan lingkungan, tanpa disuruh, tanpa digaji tetap jalan ikut mengatasi persoalan sampah," ungkap Anggota Tim Percepatan Pembangunan Strategis Kabupaten Bogor, Saepudin Muhtar alias Gus Udin di Gunungputri, Kabuoaten Bogor, Senin.

Menurutnya, peringatan hari jadi ke-5 GPS itu diharapkan menjadi momentum lahirnya banyak gerakan peduli lingkungan sehingga dapat berkolaborasi dalam mengatasi persoalan sampah.

Baca juga: Pemkot Depok kantongi izin buang sampah ke TPPAS Lulut-Nambo Bogor

Gus Udin menerangkan Kabupaten Bogor yang memiliki luas wilayah 2.986 kilometer persegi dengan pendudukan 5,4 juta jiwa, timbulan sampahnya mencapai 2.800 ton per hari. Dari jumlah tersebut, baru 800 ton sampah per hari yang dapat diangkut pemerintah.

“Karena kita cuma ada satu tempat pembuangan akhir sampah (TPAS) yang ada di Galuga. Ada TPST Nambo, tapi belum selesai. Pemkab Bogor hanya memiliki 255 truk sampah. Makanya jangan heran kalau dari Tanjungsari, Jonggol, Cileungsi dan lainnya sehari cuma keangkut satu rit,” kata Gus Udin.

Baca juga: Ade Yasin ajak warga Bogor ubah cara berpikir kelola sampah

Ia menyebutkan peran relawan dan kelompok peduli lingkungan seperti GPS sangat diperlukan untuk mengatasi persoalan sampah yang tidak terangkut pemerintah.

“Di Korea Selatan, Jepang, Swedia, pengolahan sampahnya sudah modern. Mudah-mudahan Kabupaten Bogor bisa 'zero waste' dua tahun ke depan. Tapi di luar negeri ternyata kesadarannya muncul dari komunitas, dari masyarakat, seperti GPS ini. Ini langkah paling konkret untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat soal sampah,” tuturnya.

Dirinya mengakui bahwa dengan wilayah yang begitu luas dan penduduk yang banyak, pemerintah sulit mengawasi dan mengedukasi soal sampah secara keseluruhan.

Baca juga: TPPAS Lulut Nambo Bogor ubah sampah jadi bahan bakar

“Penangan sampah tidak bisa dilakukan pemda sendiri. Harus ada GPS-GPS lain di seluruh wilayah agar 2.800 ton sampah bisa direduksi dan dimanfaatkan. Selamat hari jadi yg kelima untuk GPS," ujarnya.

Sementara, Inisiator GPS Desa Cicadas, Aditya Putra mengaku melakukan gerakan peduli lingkungan berawal dari keprihatinan atas kondisi Desa Cicadas kala itu.

“Jadi lahir atas kegelisahan saya sebagai putra daerah, bahwa masalah sampah ini bukan masalah yang bisa dianggap sepele,” ujarnya.

Baca juga: Indocement edukasi masyarakat soal daur ulang sampah

Menurutnya, persoalan sampah merupakan masalah serius di Kabupaten Bogor. Maka, ia mengaku tergerak untuk terlibat dalam mengatasinya mulai dari lingkungan sekitar.

“Visi misi kami adalah membantu pemerintah dalam mengurai sampah. Sampah ini bukan hanya dipindahkan lalu selesai masalahnya. Kami juga mengedukasi tentang tiga R (reuse, reduce, recycle). Kita juga bercita-cita Kabupaten Bogor bisa :zero waste' dan berharap bisa bersinergi dengan Pemkab Bogor, kecamatan hingga desa," kata Aditya.

Baca juga: BPBD Cianjur tangani 16 kejadian bencana alam dalam sebulan terakhir

Baca juga: Taman Safari Bogor kampanye peduli sampah

Pewarta: M Fikri Setiawan
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2022