Mogadishu (ANTARA News/AFP) - Seorang tentara tewas dan 12 warga cedera ketika truk yang mengangkut bantuan pangan untuk para korban kelaparan dijarah di ibu kota Somalia, Mogadishu, Jumat, kata para saksi mata.

Pasukan pemerintah melepaskan tembakan dan terlibat bentrokan antar mereka ketika membongkar gerobak-gerobak dan minibus-minibus yang membawa bantuan pangan yang diberikan Program Pangan Dunia (WFP) di kamp Badbaado di pinggriran kota itu, kata para saksi mata, yang memaksa ratusan warga Somalia lari menuju kamp itu.

Sejumlah penduduk Mogadishu juga lari dengan membawa pangan di bahu mereka.

"(Pasukan pemerintah" menjarah semua isis truk . Saya senang keluarga saya selamat. Saya tidak tahu ke mana saya akan pergi. saya menguru diri saya sendiri," kata Alyow Hussein, ayah berusaia 40 tahun yang memiliki tiga anak kepada Reuters di satu jalan dekat kamp itu.

"Saya hanya mengambil selembar plastik dan tikar ini. Saya melihat seorang tentara tewas dan sekitar 12 orang cedera," katanya dan menambahkan akan menggunakan lembaran plastik ini untuk melindungi keluarga saya dari hujan.

Sekitar 3,7 juta jiwa warga Somalia berada diambang kelaparan, mayoritas mereka berada di selatan, yang memicu ratusan ribu orang melakukan perjalanan berbahaya ke Mogadishu dan daerah-daerah pinggirannya untuk mencari bantuan pangan.

Sekitar 100.000 pengungsi tiba di kota itu dua bulan belakangan ini dan ratusan orang lainnya terus memasuki kota itu setiap hari, yang berisiko ancaman serangan kelompok milisi Al Shebaab yang menguasai sebagian besar daerah yang paling parah dilanda kekeringan.

Sacdia Kassim, seorang pekerja bantuan Somalia yang bekerja di satu badan kemanusiaan lokal bermitra dengan WFP mengemukakan kepada Reuters penjarahan sudah menjadi hal yang biasa setiap hari di Mogadishu.

"Kami sering melihat pasukan pemerintah dan penduduk menjarah pangan untuk penduduk yang terlantar," kata Kassim.

WFP, salah satu dari beberapa organisasi yang bekerja untuk memberi bantuan kepada wara Somalia yang dilanda kemarau terburuk dalam puluhan tahun, mengonfirmasikan innsiden di kamp Badbaado,tempat tinggal hampir 30.000 pengungsi.

Juru bicara WFP David Orr mengemukakan kepada Reuters distribusi pangan di Badbaado dimulai setelah pukul 06:00 waktu setempat - dan berlangsung lancar selama sekitar dua jam. Tetapi setelah itu terjadilah penjarahan pangan.

"Kami mendengar laporan-laporan pertempruan meletus. Ada suara tembakan , tetapi kami tidak tahu apakah ada korban," katanya.

WFP mengatakan kelompok kemanusiaan tidak dapat menemui lebih dari dua juta warga Somalia di daerah-daerah yang paling parah karena pihak milisi Al Shebbab menghambat akses untuk sebagian besar badan bantuan. Pihaknya mengirim bantuan pangan di Mogadishu dan Gedo.

Pasukan pemerintah dan penduduk biasanya menjual bantuan itu ke asar-pasar lokal untuk memperoleh uang kontan. Banyak warga Somalia yang terlantar tidak merasa tenteram di satu kota yang bukan kota mereka sendiri di mana mereka tidak memiliki hubungan suku yang kuat, karena itu memilih lari ke kamp itu ketika pertempuran meletus.

"Semua orang Somalia kelaparan. Apa lagi yang akan anda lakukan jika anda melihat pangan dijarah." kata penduduk Mogadishu Hashm Ibrahim, 30 tahun kepada Reuters.(*)
(Uu.H-RN/B002)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011