Denpasar (ANTARA News) - Selain melibatkan Polresta Denpasar dalam pengungkapan kasus dugaan pembunuhan Ismail Boenaryo, sopir pribadi di rumah mewah Perum Teras Ayung Blok B nomor 2 pada (30/7) lalu, Polsek Denpasar Timur yang menangani kasusnya juga melibatkan Tim Cyber Crime Polda Bali.

"Dari hasil pemeriksaan lalu, kita juga menyita tiga ponsel, dan sekarang sudah kita bawa ke tim Cyber Crime Polda Bali untuk dilakukan penyelidikan," ungkap Kapolsek Denpasar Timur AKP I Gusti Nyoman Wintara, Sabtu.

Tiga telepon genggam yang disita untuk dilakukan pemeriksaan tersebut merupakan telepon genggam milik majikan korban Gede Subakat dan istrinya, serta telepon genggam milik korban Ismail Boenaryo (40).

Pemeriksaan terhadap tiga telepon genggam yang dilakukan oleh tim Cyber Crime Polda Bali tersebut bertujuan untuk membongkar software yang ada dalam telepon genggam guna mengetahui komunikasi dan percakapan terakhir baik via SMS maupuu suara pembicaraan dari ketiga ponsel tersebut.

AKP Wintara mengatakan, dalam melakukan pengembangan kasus tersebut, pihaknya juga dibantu oleh Polresta Denpasar untuk penyelidikan.

"Polresta ikut terlibat dalam pemeriksaan yang di back-up oleh Polda juga. Sementara saksi-saksi juga masih kita periksa untuk melengkapi penyelidikan," katanya.

Selain itu, pihak kepolisian juga berencana akan memeriksa beberapa keluarga korban untuk keperluan penyidikan.

"Nanti akan kita periksa. Persoalannya saat itu keluarganya sudah keburu pulang karena korban akan segera dikubur jadi mereka balik semua ke Jawa," urainya

Sebelumnya, kasus tewasnya Ismail, sopir pribadi Gede Subakat itu diketahui pada Sabtu (30/7) sekitar pukul 08.00 WITA. Ismail ditemukan tewas di garasi majikannya dengan kondisi luka pada bagian leher. Saat polisi melakukan identifikasi terhadap korban, diduga korban tewas akibat digigit anjing milik majikannya ketika korban sedang tertidur.

Adanya dugaan akibat digigit anjing tersebut lantaran, dalam olah TKP ditemukan bercak darah pada rantai anjing yang terlepas pada tiap malam hari. Namun saat ini, kasus tersebut berkembang setelah tim dokter Instalasi Kedokteran Forensik RSUP Sanglah melakukan otopsi terhadap mayat korban.

Dari hasil otopsi pada Senin (1/8) lalu, diketahui terdapat luka tidak wajar pada leher korban, yakni ada luka gigitan di leher, dan ada bekas luka sayatan benda tajam yang memotong pembuluh nadi korban sehingga membuat korban kehabisan darah. Selain itu, juga ditemukan luka terbuka di bagian pipi kiri, bibir bawah dan leher bagian depan korban. Sehingga korban diduga dibunuh terlebih dahulu sebelum sempat digigit oleh anjing majikannya.(*)
(T.KR-PWD/I006)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011