Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan Djatmiko Bris Witjaksono menyampaikan bahwa ada baiknya Indonesia mewaspadai kenaikan harga minyak mentah dunia sebagai dampak konflik antara Rusia dan Ukraina.

"Sebaiknya begitu (diwaspadai)," kata Djatmiko kepada Antara ketika dihubungi di Jakarta, Rabu.

Ia menyampaikan dampak langsung konflik tersebut terhadap perdagangan Indonesia akan tergantung dari eskalasi konflik ke depannya.

"Kalau berkembang menjadi konflik melibatkan negara dari berbagai kawasan, bisa saja ada dampaknya," ujar Djatmiko.

Namun, kalau hanya konflik di satu sampai dengan beberapa negara, lanjut Djatmiko, kemungkinan tidak akan berpengaruh besar.

Sebelumnya, Pengamat Ekonomi Institute For Development of Economics and Finance (Indef) Dzulfian Syafrian mengatakan bahwa yang perlu diwaspadai dari dampak konflik Rusia-Ukraina adalah kenaikan harga minyak dunia yang dapat memengaruhi neraca perdagangan Indonesia.

"Secara langsung dampaknya akan minim karena kita tidak terlalu berdagang dengan mereka. Namun yang perlu diwaspadai adalah bagaimana konflik ini akan berdampak pada naiknya harga minyak dunia, karena RI banyak mengimpor minyak," kata Dzulfian.

Hal itu, lanjut Dzulfian, akan berdampak pula pada neraca perdagangan Indonesia, karena RI banyak mengimpor minyak untuk memenuhi kebutuhan dalam negeri.

"Terlebih konflik ini kan memang salah satu proxy pertarungan kekuatan-kekuatan besar dunia antara Blok Timur versus Blok Barat," ujar Dzulfian.

Menurutnya, Rusia yang merupakan salah satu produsen utama minyak dunia memiliki pengaruh terhadap pergerakan harga minyak global.

Baca juga: Minyak jatuh dari tertinggi 7-tahun saat Rusia tarik beberapa pasukan
Baca juga: Ekonom: Eskalasi Rusia dan Ukraina dapat untungkan Indonesia
Baca juga: Pasar energi Asia awasi dampak ketegangan Rusia-Ukraina


Pewarta: Sella Panduarsa Gareta
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022