Tujuannya agar jika ditemukan kasus kanker payudara, serta dapat dipastikan adanya akses terhadap penatalaksanaan sesuai kebutuhan pasien sejak stadium dini
Jakarta (ANTARA) - Yayasan Kanker Payudara Indonesia (YKPI) meluncurkan telementoring Extension of Community Healthcare Outcomes (ECHO) yang bertujuan untuk meningkatkan deteksi dini kanker payudara di masyarakat.

“Prinsip dari proyek percontohan ECHO ini adalah menggunakan teknologi untuk memperkuat sumber daya yang sulit terjangkau melalui fasilitas online, telekonferensi, dan rekaman video,” ujar Ketua Umum YKPI, Linda Agum Gumelar, dalam keterangan tertulisnya di Jakarta, Rabu.

Dengan program tersebut dapat mendukung pembentukan model pengampu dan yang diampu untuk pengembangan keterampilan dan kapabilitas dari para kader kesehatan, penggunaan teknologi sederhana untuk mengedukasi target kelompok tentang kesadaran dan deteksi dini kanker payudara serta memperkuat kerja sama dengan para pengambil kebijakan.

“Tujuannya agar jika ditemukan kasus kanker payudara, serta dapat dipastikan adanya akses terhadap penatalaksanaan sesuai kebutuhan pasien sejak stadium dini,” tambah dia.

Kanker payudara merupakan jenis kanker tertinggi di Indonesia dengan 65.858 kasus baru (16.6 persen) berdasarkan data Globocan, 2020. Sekitar 70 persen pasien kanker payudara terdeteksi pada stadium lanjut, padahal jika terdeteksi lebih dini dan diterapi sesuai standar medis, peluang kesintasan mencapai lebih dari 90 persen.

“Oleh sebab itu, upaya terintegrasi dari mulai promosi deteksi dini, diagnosa serta akses ke penatalaksanaan yang tepat sangat penting. Sayangnya, pandemi COVID-19 berdampak terhadap upaya promosi dan edukasi tentang deteksi dini. Oleh sebab itu, inisiatif telementoring ini diharapkan bisa menjembatani hal tersebut,” harap Linda.

Dalam kesempatan itu juga dilakukan penandatanganan kerja sama dengan Komunitas Peduli Kanker Payudara (KPKP) Kabupaten Tangerang terkait upaya deteksi dini kanker payudara melalui proyek percontohan telementoring ECHO.

Kerja sama itu juga didukung oleh Pusat Kanker Nasional RS Kanker Dharmais yang akan bertindak sebagai pengampu, RSUD Tangerang sebagai rumah sakit yang diampu serta Roche Indonesia yang merupakan mitra kerja Project ECHO global di Indonesia.

Berdasarkan data Rumah Sakit Umum Kabupaten Tangerang, sebagai RS rujukan tingkat Provinsi Banten, didapatkan angka penderita kanker payudara cukup tinggi. Pada tahun 2019 saja pasien yang berobat sebanyak 4.289 pasien, yang mana sekitar 12 persen merupakan pasien baru.

“Kebanyakan dari pasien ini memiliki kelainan payudara stadium lanjut (kanker payudara) yang angka kesakitan dan kematiannya sangat tinggi sekali,” ujar Ketua Tim Penggerak PKK Kabupaten Tangerang, Yuli Zaki Iskandar.

Yuli mengatakan pihaknya terus mengedukasi para perempuan di Tangerang akan pentingnya melakukan deteksi lebih dini jika mereka merasakan ada gangguan atau mengarah kanker payudara.
Baca juga: Peraboi: Masyarakat perlu pahami deteksi dini kanker di tubuh
Baca juga: Edukasi dan sosialisasi deteksi dini kanker penting tekan fatalitas
Baca juga: Kemenkes lakukan transformasi layanan deteksi dini penderita kanker


Pewarta: Indriani
Editor: Muhammad Yusuf
Copyright © ANTARA 2022