Jakarta (ANTARA) - Indeks harga produsen (producer price index/PPI), yang mengukur harga barang saat siap keluar dari pabrik, mencatat pertumbuhan yang lebih lambat pada Januari 2022 karena upaya berkelanjutan pemerintah China untuk meredakan harga energi dan bahan baku, tunjuk data resmi pada Rabu (16/2).

Pada Januari, PPI naik 9,1 persen secara tahunan (year on year/yoy), menurut Biro Statistik Nasional (NBS) China. Pertumbuhan tersebut lebih rendah dibandingkan pertumbuhan sebesar 10,3 persen (yoy) yang tercatat pada Desember tahun lalu, menurun untuk bulan ketiga berturut-turut.

Pada basis bulanan, PPI China turun 0,2 persen di Januari.

Penurunan harga batu bara dan baja, sebagai akibat dari langkah-langkah pemerintah untuk memastikan pasokan dan menstabilkan harga, menyebabkan penurunan harga secara keseluruhan di antara produk-produk industri pada Januari, papar ahli statistik senior NBS Dong Lijuan.

Namun, kenaikan harga di pasar global menahan harga produsen domestik di industri minyak dan logam non-ferro. PPI eksploitasi minyak dan gas alam meningkat 2,6 persen dalam basis bulanan, sedangkan pengolahan logam non-ferro naik 0,8 persen dibandingkan bulan lalu.

Efek lanjutan dari pergerakan harga tahun lalu menyumbang 9,3 poin persentase terhadap pertumbuhan PPI (yoy) pada Januari, sementara faktor-faktor baru memperlambat laju kenaikan sebesar 0,2 poin persentase, kata Dong.

Sebelumnya, PPI China naik 8,1 persen (yoy) pada 2021, tunjuk data resmi.

Data pada Rabu tersebut juga menunjukkan bahwa indeks harga konsumen (consumer price index/CPI) China, indikator utama inflasi, naik 0,9 persen (yoy) pada Januari.
 

Pewarta: Xinhua
Editor: Satyagraha
Copyright © ANTARA 2022