Pristina (ANTARA News/AFP) - Para pejabat kotapraja Serbia di Kosovo utara sepakat untuk menyingkirkan blokade perintang jalan dalam kesepakatan antara Pristina dan Beograd yang diprakarsai NATO bertujuan untuk meredakan ketegangan-ketegangan yang mematikan.

"Satu perjanjian dihasilkan antara negara kami dan komandan (yang dipimpin NATO) KFOR Erhard Buhler," kata Radenko Nedeljkovic seperti dikutip Minggu oleh kantor berita Beta setelah pertemuan dengan Presiden Serbia Boris Tadic.

"Kami akan mengambil langkah-langkah yang diperlukan dan memenuhi kewajiban kami," katanya.

Para wakil dari empat kotamadya penting mengorganisasikan barikade - yang memblokir akses ke dua pos perbatasan di pusat perdagangan - bertemu pada Sabtu.

Pemerintah etnik Albania Kosovo mengatakan Jumat bahwa pihaknya telah menyetujui kesepakatan yang ditujukan untuk menenangkan krisis di bagian utara Serbia itu, dan memungkinkan Pristina dan Beograd untuk kembali ke pembicaraan dengan mediator Uni Eropa pada September.

Berdasarkan kesepakatan tersebut, sengketa penyeberangan perbatasan antara Brnjak dan Jarinje akan disebut sebagai zona keamanan militer dan diawaki oleh para petugas pasukan KFOR, yang secara efektif masih tertutup bagi barang-barang komersial.

Kosovo melarang barang-barang impor dari Serbia bulan lalu untuk respon terlambat terhadap langkah serupa oleh Beograd yang diberlakukan pada 2008 ketika provinsi selatan Serbia secara sepihak memproklamasikan kemerdekaannya.

Krisis berkobar ketika Pristina dua pekan lalu memerintahkan pasukan keamanan untuk mengambil alih dua penyeberangan perbatasan guna menegakkan larangan, yang katanya adalah diabaikan oleh para anggota polisi perbatasan Kosovo etnis Serbia.

Serbia di Kosovo utara bereaksi dengan marah dan polisi perwira etnis Albania tewas serta empat lainnya terluka dalam bentrokan berikutnya.

Pasukan NATO bergerak ketika salah satu pos perbatasan dibakar dan dibuldoser, yang diduga dilakukan oleh etnis Serbia.

Orang Serbia Kosovo kemudian mendirikan barikade di jalan menuju penyeberangan.

Mereka bersikeras bahwa situasi telah kembali ke jalan itu sebelum Pristina bergerak.

(Uu.H-AK/A023)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011