Jakarta (ANTARA News) - Semua pelatih, mantan atlet dan atlet yang kini masih aktif membela tim Merah-Putih di berbagai kejuaraan internasional, baik di SEA Games, Asian Games maupun Olimpiade membutuhkan kehidupan yang layak.

Pasalnya, selama menekuni olahraga sudah banyak waktu yang terbuang untuk berprestasi dalam membela nama baik bangsa dan negara, kata mantan atlet angkat besi nasional, Lukman di Jakarta, Selasa.

Lukman yang kini berprofesi sebagai pelatih angkat besi nasional menyatakan prihatin ats kesejahteraan yang diterima pelatih. Karena profesi sebagai pelatih, dianggap sebagai subyek penyerta bila atletnya meraih prestasi puncak. Seharusnya kondisi seperti itu tidak boleh terjadi dan sudah selayaknya ada aturan tersendiri terhadap pemberian penghargaan baik dari pihak swasta maupun pemerintah.

Tidak semua cabang olahraga mendapat perhatian penuh dan mampu mengibarkan Merah-Putih diajang event internasional. Hanya cabang-cabang yang digandrungi masyarakat saja sementara ini mendapat perhatian penuh dari pemerintah, seperti halnya bulutangkis, sepakbola, tenis, dan bola voli. Sedang banyak atlet dan mantan atlet dari cabang lain yang juga menyuguhkan prestasi optimal bagi nusa dan bangsa belum mendapat perhatian.

"Saya berharap, semua cabang olahraga yang atletnya meraih prestasi puncak di event internasional mendapat perlakuan sama, baik dalam hal pembinaan, dan penghargaan". "Dengan begitu, semua atlet dari berbagai cabang olahraga akan berlomba semaksimal mungkin menyuguhkan prestasi terbaiknya di pentas internasional". "Begitu juga perhatian pada pelatih yang menanganinya," jelas Lukman mantan lifter peraih medali emas SEA Games XVIII di Thailand tahun 1995.

Ketika meraih medali emas saat menjadi atlet mendapat berbagai pujian, namun pujian itu hanya ditujukan pada atlet. Sedang pelatih hanya sebagai subyek penyerta. Semua itu ia rasakan ketika melangkah kejenjang pelatih dari seorang atlet angkat besi nasional.

"Harapan kami pada pihak swasta seperti Yayasan Olahragawan Indonesia (YOI) dapat memberikan bantuan pada mantan atlet dan pelatih yang menangani sejak dari dasar," tambah Lukman.

Sesuai dengan misinya, Yayasan Olahragawan Indonesia (YOI) memberikan bantuan berupa biaya pengobatan di Rumah Sakit, beasiswa pendidikan bagi putra-putri atlet, dan pembinaan usaha maupun yang lainnya yang bermanfaat untuk jangka panjang.

Menurut dia, pihak swasta seperti Yayasan Olahragawan Indonesia (YOI), merupakan harapan baru bagi mantan atlet dan pelatih untuk menaikkan derajat kehidupan mereka.

YOI memotivasi dan mengundang warga untuk berpartisipasi dalam mendukung olahragawan Indonesia dalam rangka memupuk solidaritas dan kebersamaan.

"Yayasan ini menekankan pentingnya partisipasi dan pemberdayaan bagi para olahragawan sehingga bantuan yang diberikan dapat menginspirasi elemen masyarakat lain untuk memberikan kontribusi yang lebih luas, sistematis dan menimbulkan efek-ganda. Bantuan diberikan secara sistematis, terarah dan terencana, bersifat kemitraan, partisipatif, nonpartisan, jujur, dan memberdayakan sesama, sesuai prinsip yang transparan, akuntabel, tepat guna, dan tepat sasaran," katanya.

Adapun atlet yang ditangani Lukman dan mampu meraih sukses juara dunia tahun 2009 dan 2010 adalah Eko Yuli Irawan dan Triyatno. Bahkan diusianya yang masih junior kedua lifter nasional itu juga menyuguhkan medali emas di SEA Games XXIV Thailand tahun 2007 dan di Laos tahun 2009. Begitu juga saat Eko dan Tiryatno turun di Olimpiade Beijing tahun 2008 mampu mengukir medali perunggu pertama kali bagi kontingen Merah-Putih. Prestasi semacam itu sudah seharusnya juga diberikan perhatian pada atlet dan pelatihnya.(*)

Pewarta: Ruslan Burhani
Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011