Jakarta (ANTARA) - Pemerintah Provinsi DKI Jakarta menilai subsidi pangan sebesar Rp1 triliun setiap tahun kepada masyarakat tertentu berperan dalam pengendalian inflasi di Ibu Kota di tengah pandemi COVID-19.

“Tiap tahun kami keluarkan sekitar Rp1 triliun untuk subsidi pangan. Ini juga salah satu penyebab DKI berhasil mengendalikan inflasi,” kata Asisten Perekonomian dan Keuangan DKI Jakarta Sri Haryati dalam seminar daring terkait ketahanan pangan di Jakarta, Jumat.

Menurut dia, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS), konsumsi rumah tangga berkontribusi sebesar 62,04 persen terhadap perekonomian Jakarta.

Berdasarkan data Kantor Perwakilan Bank Indonesia (BI) DKI, peran Jakarta dalam menjaga inflasi nasional terbilang besar, yakni dengan bobot mencapai 27,33 persen.

Di sisi lain, Sri mengutip data BPS yang menyebutkan, pada 2021 penyumbang garis kemiskinan terbesar berasal dari makanan yang mencapai 68,65 persen.

Baca juga: BPS: Kasus COVID-19 di Jakarta dongkrak inflasi 0,46 persen

Untuk itu, intervensi dalam pengendalian inflasi dan memenuhi kebutuhan rumah tangga perlu dilakukan. Salah satunya melalui subsidi bagi kelompok masyarakat tertentu.

Sri juga menjelaskan, kucuran anggaran bantuan subsidi pangan sebesar Rp1 triliun itu diberikan kepada kelompok tertentu di antaranya buruh sebanyak 49.234 orang, guru honorer sebanyak 33.659 orang.

Kemudian kader PKK sebanyak 15.215 orang, warga lanjut usia sebanyak 107.573 orang, pegawai lepas harian (PLH)/Penanganan Prasarana dan Sarana Umum (PPSU) 51.436 orang, Kartu Jakarta Pintar (KJP) sebanyak 816.690 orang.

Selanjutnya, warga disabilitas mencapai 14.459 orang, penghuni rumah susun mencapai 31.000 orang dan Kartu Anak Jakarta (KAJ) sebanyak 10.993 orang.

Baca juga: Pengamat: Pelonggaran non esensial bakal dongkrak daya beli di DKI

Adapun besaran subsidi per orang mencapai Rp126 ribu per bulan dari enam komoditas pangan yang sudah didiskon Pemprov DKI Jakarta seperti daging sapi, daging ayam, beras, telur ayam, ikan kembung dan susu.

Harga daging sapi, misalnya, dijual Rp35 ribu per kilogram (kg) atau disubsidi sebesar Rp95 ribu dari harga pasaran mencapai Rp130 ribu. Begitu juga daging ayam per kilogram mencapai Rp8.000 dengan subsidi sebesar Rp30 ribu dari harga pasaran Rp38 ribu.

Selain itu, ada beras per lima kilogram mencapai Rp30 ribu atau disubsidi Rp33.500 dari harga pasaran Rp63.500.

“Kalau masyarakat setiap bulan memanfaatkan semua produk, mereka cukup bayar Rp126 ribu tapi mereka bisa membeli produk seharga Rp394.500 karena sisanya disubsidi Pemprov DKI,” katanya.

Berdasarkan data BPS, inflasi di Jakarta pada Januari 2022 tergolong rendah, yakni mencapai 0,46 persen. Sedangkan selama 2021, realisasi inflasi di Jakarta juga terkendali mencapai 1,53 persen.

Pewarta: Dewa Ketut Sudiarta Wiguna
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022