Jakarta (ANTARA News) - Ibu Negara Ani Yudhoyono menegaskan perjuangan menjaga eksistensi bangsa tidak hanya dengan memanggul senjata laiknya para pejuang di masa lalu namun juga melalui buku dan pena.

"Berjuang untuk menjaga eksistensi bangsa tidak hanya dengan memanggul senjata tetapi juga melalui pena dan buku. Seorang guru yang telah berhasil membuat anak didiknya melek huruf dan pengetahuan sama seperti pejuang yang memanggul senjata demi bangsa," kata Ibu Ani di Istana Negara, Jakarta, Sabtu.

Ibu Ani menyampaikan hal itu saat melakukan silaturahmi dengan para guru berdedikasi 2011 yang berasal dari seluruh Indonesia.

Menurut Ibu Ani, pada hakekatnya para guru adalah pahlawan tanpa tanda jasa. Ia berharap para guru yang berjuang di daerah-daerah sulit dapat terus memegang teguh komitmennya dalam mendidik anak bangsa.

"Perjuangan dan pengorbanan guru sungguh sangat luar biasa. Untuk itu saya memberi penghargaan setinggi-tingginya. Perjuangan bapak ibu pasti tidak sia-sia dan tercatat abadi dalam sejarah bangsa," kata Ibu Ani seusai menyaksikan rekaman mengenai perjalanan yang harus ditempuh para guru itu untuk mencapai tempat kerjanya dan membagi ilmu pengetahuan kepada anak didiknya.

Lebih lanjut Ibu Ani menjelaskan bahwa sejak beberapa tahun lalu, pemerintah telah menganggarkan 20 persen dana APBN untuk pendidikan. Jumlah tersebut merupakan yang terbesar dibandingkan sektor-sektor yang lain, dengan nilai sekitar Rp240 triliun.

Ia mengatakan seluruh anak Indonesia harus memperoleh manfaat dari dana itu jangan sampai ada yang tertinggal dan didiskriminasikan, termasuk anak-anak berkebutuhan khusus.

Pada kesempatan itu Ibu Ani juga mengapresiasi pengabdian 33 guru pendidikan luar biasa berdedikasi 2011 dan 66 guru daerah khusus berdedikasi 2011 yang berasal dari seluruh penjuru Indonesia.

Penghargaan terhadap para guru itu merupakan salah satu acara rutin tahunan yang diselenggarakan oleh Ibu Ani bersama dengan ibu-ibu anggota Solidaritas Istri Kabinet Indonesia Bersatu (SIKIB) dan anggota RIA Pembangunan. (ANT)



Editor: Desy Saputra
Copyright © ANTARA 2011