Jakarta (ANTARA) - Wakil Presiden, KH Ma'ruf Amin, berharap Musyawarah Nasional V Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) dapat menghasilkan rumusan strategis untuk perbaikan nasib petani gula dan kemajuan industri gula.

“Saya berharap melalui Munas ini, ada rumusan strategis yang dapat dilaksanakan untuk perbaikan nasib petani dan kemajuan industri gula Indonesia,” ujar dia, saat membuka Musyawarah Nasional V Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia (APTRI) secara daring, sebagaimana keterangan tertulis yang diterima, di Jakarta, Selasa, .
.
Meskipun lahan perkebunan tebu di Indonesia cukup luas, namun dia menilai hasil perkebunan tersebut belum cukup untuk memenuhi kebutuhan industri gula.

Baca juga: Transformasi Bisnis Gula PTPN Group untuk Tingkatkan Kemandirian Gula Nasional dan Sejahterakan Petani

Ia mengungkapkan, hal ini disebabkan oleh masalah produktivitas perkebunan tebu (on farm) dan pasca-panen (off farm). “Untuk memperbaiki on farm, kita membutuhkan bibit yang unggul, sehingga kualitas dan produksi tebu pun meningkat. Dari sisi off farm perlu ada penambahan dan peremajaan pabrik gula,” sambungnya.

Selain kedua masalah tersebut, dia mencermati, tata kelola dan iklim juga menjadi faktor penentu industri gula di Tanah Air. “Ada pula aspek lain seperti tata kelola dan iklim usaha yang sangat menentukan keberhasilan industri gula Indonesia,” kata dia.

Oleh karena itu, dia menekankan kembali bahwa komitmen pemerintah dalam program revitalisasi industri gula tidak pernah surut. “Kita ingin mandiri dalam pasokan gula, termasuk mendongkrak kesejahteraan petani tebu yang telah berperan di dalamnya,” katanya.

Baca juga: Gebrakan menuju swasembada gula nasional

Ia pun meminta pengurus APTRI terus bersinergi dengan pihak-pihak terkait dalam upaya memajukan kembali industri gula.

“Kepada pengurus Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia agar terus bersinergi dengan pelaku usaha dan pemerintah, termasuk jajaran pengurus yang akan terpilih dalam Munas nanti,” katanya.

Di akhir sambutannya, dia  meresmikan Musyawarah Nasional V APTRI sekaligus memberikan semangat kepada para peserta yang hadir untuk mengembalikan kejayaan produktivitas gula.

Baca juga: Kemenperin: industri gula nasional berkontribusi penuhi pasar domestik

“Akhir kata, dengan mengucap Bismillahirrahmaanirrahiim, Musyawarah Nasional ke-5 Asosiasi Petani Tebu Rakyat Indonesia secara resmi saya nyatakan dibuka. Semoga Allah SWT memberikan inayah-Nya dan meridai semua upaya yang kita lakukan. Industri gula berjaya, petani tebu sejahtera,” ujarnya.

Ketua Umum APTRI, Soemitro Samadikoen, menyampaikan beberapa harapannya kepada pemerintah sebagai upaya untuk meningkatkan kesejahteraan petani tebu di Indonesia. Upaya itu di antaranya bagaimana menaikkan Harga Pokok Penjualan gula petani, peran koperasi untuk menyalurkan kredit usaha rakyat untuk petani tebu, program dan fasilitas dari pemerintah untuk meningkatkan produktivitas tebu, serta bagaimana meningkatkan kemitraan antara pabrik gula dengan petani tebu.

Baca juga: PTPN XI dukung brand nasional produk pangan Nusakita

“Insya Allah seluruh permasalahan akan dapat kita selesaikan dengan arif dan bijaksana. Tetapi semata-mata demi kemitraan kita dengan seluruh jajaran pabrik gula dan terutama yang kami harapkan adalah bimbingan dari pemerintah dan Bapak Menteri yang hadir hari ini. Dengan demikian swasembada bukanlah hal yang mustahil,” katanya.

“Semoga Munas V ini dapat memberikan perbaikan yang menyeluruh bagi petani tebu dan Industri Pergulaan Nasional,” katanya.

Hadir dalam acara tersebut, Menteri Perdagangan, Muhammad Lutfi, Menteri BUMN, Erick Thohir, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo, Gubernur DIY, Sri Sultan Hamengku Buwono X, Sekjen APTRI, M Nur Khabsyin, serta pengurus dan anggota APTRI.

Sementara Ma'ruf didampingi Kepala Sekretariat Wakil Presiden, Ahmad Erani Yustika, Staf Khusus Wakil Presiden Bidang Komunikasi dan Informasi, Masduki Baidlowi, Staf Ahli Wakil Presiden, Iggi Haruman Achsien, dan Sekretaris Pribadi Wakil Presiden, Sholahudin Al Aiyub.

Pewarta: Rangga Pandu Asmara Jingga
Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2022