pertumbuhan uang beredar tersebut masih lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada Desember 2021 sebesar 13,9 persen (yoy)
Jakarta (ANTARA) - Bank Indonesia (BI) melaporkan likuiditas perekonomian atau uang beredar dalam arti luas (M2) pada Januari 2022 tetap tumbuh positif, yakni 12,9 persen jika dibandingkan periode yang sama tahun lalu (year-on-year/yoy) menjadi Rp7.643,4 triliun.

Meski begitu, pertumbuhan uang beredar tersebut masih lebih lambat dibandingkan dengan pertumbuhan pada Desember 2021 sebesar 13,9 persen (yoy).

Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi BI Erwin Haryono dalam keterangan resmi di Jakarta, Rabu, mengatakan perkembangan M2 dipengaruhi oleh pertumbuhan uang beredar dalam arti sempit (M1) sebesar 17,1 persen (yoy) dan uang kuasi sebesar 8,2 persen (yoy).

Kendati demikian, pertumbuhan M1 lebih rendah dari bulan sebelumnya yang tumbuh 17,9 persen (yoy), yang disebabkan karena perlambatan uang kartal, giro rupiah, dan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu.

Peredaran uang kartal pada Januari 2022 tercatat sebesar Rp765 triliun atau tumbuh 7,4 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya 9,4 persen (yoy), yang sejalan dengan pola historisnya yakni kembali normalnya aktivitas masyarakat pasca Natal dan Tahun Baru.

Sementara itu, giro rupiah tumbuh 31,9 persen (yoy), lebih rendah dibandingkan bulan sebelumnya (32,4 persen (yoy). Namun perlambatan tersebut sedikit tertahan oleh peningkatan dana float (saldo) uang elektronik yang tercatat sebesar Rp8,3 triliun atau tumbuh 8,1 persen (yoy), lebih tinggi dibandingkan bulan sebelumnya 7,3 persen (yoy).

Erwin melanjutkan tabungan rupiah yang dapat ditarik sewaktu-waktu mencapai Rp2.073,9 triliun pada posisi laporan atau tumbuh 12,5 persen (yoy), melambat dibandingkan Desember 2021 yakni tumbuh 13 persen (yoy).

Adapun perkembangan M2 pada Januari 2022 turut sejalan dengan ekspansi keuangan pemerintah, akselerasi penyaluran kredit, dan perlambatan aktiva luar negeri bersih.

Ekspansi keuangan pemerintah tercermin dari tagihan bersih kepada Pemerintah Pusat yang tumbuh sebesar 48,1 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan Desember 2021 sebesar 37,7 persen (yoy).

Selain itu, ia menyebutkan penyaluran kredit tumbuh sebesar 5,5 persen (yoy), meningkat dibandingkan dengan pertumbuhan bulan sebelumnya sebesar 4,9 persen (yoy).

Aktiva luar negeri bersih pun juga meningkat 1,8 persen (yoy) seiring tetap tingginya cadangan devisa, meski melambat dibandingkan bulan sebelumnya.

Baca juga: BI catat uang beredar Desember 2021 meningkat jadi Rp7.867,1 triliun
Baca juga: Injeksi likuiditas BI ke perbankan capai 5,6 persen PDB dalam 2 tahun
Baca juga: BI tambah likuiditas perbankan Rp10,34 triliun per 8 Februari

Pewarta: Agatha Olivia Victoria
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022