Jakarta (ANTARA) -
Kementerian Desa, Pembangunan Daerah Tertinggal dan Transmigrasi (Kemendes PDTT) mendukung pengembangan sagu sebagai bagian dari diversifikasi pemenuhan pangan untuk memperkuat ketahanan pangan nasional.
 
"Pengembangan sagu penting bagi kita semua dalam rangka mencari alternatif-alternatif sumber pangan dari yang dihasilkan bumi Indonesia, demi mewujudkan ketahanan dan kedaulatan pangan Indonesia," ujar Mendes PDTT Abdul Halim Iskandar dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Rabu.
 
Menurutnya, ketersediaan pangan tidak hanya diukur dengan ketersediaan beras, tapi juga dengan sumber pangan lainnya. Dengan adanya diversifikasi pangan tersebut, akan memudahkan pemerintah untuk mencapai target pemenuhan pangan nasional.
 
Ia mengatakan, salah satu hak paling dasar bagi manusia adalah pangan dan dijamin oleh konstitusi. Oleh karena itu, kewajiban negara adalah menjamin ketersediaan pangan bagi setiap warga negara.
 
"Undang-Undang Nomor 18 tentang Pangan menyebut bahwa ketahanan pangan adalah kondisi terpenuhinya pangan bagi negara sampai dengan perseorangan, yang tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, beragam, bergizi, merata, dan terjangkau serta tidak bertentangan dengan agama, keyakinan dan budaya masyarakat, untuk dapat hidup sehat, aktif dan produktif secara berkelanjutan," ujarnya.
 
Ia menambahkan, Dana Desa juga dapat digunakan untuk mewujudkan ketahanan pangan, salah satunya melalui kegiatan pengembangan usaha pertanian, perkebunan, perhutanan, peternakan dan/atau perikanan, hingga pembangunan lumbung pangan desa.
 
Mendes mengatakan pemanfaatan Dana Desa untuk program ketahanan pangan juga akan berimplikasi pada percepatan pencapaian tujuan SDGs Desa.
 
"Mewujudkan ketahanan pangan Indonesia yang dimulai dari desa, adalah pencapaian SDGs Desa tujuan ke-2, yakni Desa tanpa Kelaparan," ujarnya.
 
Direktur Jenderal Percepatan Pembangunan Daerah Tertinggal, Kemendes PDTT Eko Sri Haryanto mengatakan sistem ketahanan pangan menjadi indikator penting dalam RPJMN 2020-2024.
 
"Sagu miliki nilai gizi yang tinggi, oleh karenanya perlu sosialisasi gerakan makan sagu dan menggunakan makan sagu untuk mendukung ketahanan pangan nasional," kata Eko.
 
Disampaikan, terdapat beberapa produk olahan sagu, di antaranya Laupek Sage (Aceh), Bagea (Maluku dan Sulawesi Selatan), Papeda (Papua), Kapurung (Sulawesi), Pogalu (Sulawesi Selatan).

Selain itu terdapat beberapa produk olahan sagu dengan sentuhan teknologi tepat guna, seperti mi sagu, bihun sagu, bakso sagu dan lain-lain.

Pewarta: Zubi Mahrofi
Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022