Dari tiga kapal dengan spesifikasi sama dengan KRI Dewaruci, hanya dia yang kini bertahan... satu telah tenggelam ...dan satu lagi telah menjadi museum tetap di darat...
Surabaya (ANTARA News) - Warga Batam, Kepulauan Riau, sangat antusias dalam kunjungan terbuka ke kapal (open ship) KRI Dewaruci yang merapat di pelabuhan umum kota itu. KRI Dewaruci berlayar kembali dalam satu misi pelayaran muhibah ke beberapa negara sahabat di Asia Timur sejak dua bulan lalu.

Kapal layar kelar Barquentine tiga tiang dengan tonase 850 ton itu juga tengah menjalani misi pelayaran astronomi Kartika Jala Krida bagi pada kadet tingkat tiga Akademi Angkatan Laut. Sebagai kapal latih, alat navigasi KRI Dewaruci itu tidak secanggih kapal-kapal perang lain dari TNI-AL.

Dalam pelayaran astronomi yang menjadi seri penutup kuliah para kadet di almamaternya itu, dilatihkan berbagai hal teknis navigasi dan pengemudian kapal sesuai misi yang diemban. Termasuk pula menentukan jalur pelayaran di peta, pemantauan jalur pelayaran dan koordinasi antar departemen di kapal.

Menentukan arah mengandalkan susunan bintang-bintang di langit pada malam hari atau memakai sekstan pada siang hari, sebagai misal, menjadi hal penting yang wajib dikuasai mereka.

KRI Dewaruci yang dipimpin Letnan Kolonel Pelaut Haris Bima, merapat di Pelabuhan Batam, Jumat pagi. Sebelumnya, dia bertolak dari Bangkok, di Thailand. Sesaat sebelum merapat, sejumlah petinggi TNI-AL dan pemerintahan setempat melakukan persiapan penyambutan.

Di antara mereka adalah Gubernur Akademi Angkatan Laut, Laksamana Muda TNI Ade Sopandi, serta pejabat calon penggantinya, Laksamana Pertama TNI Agus Purwoto. Pelabuhan Bangkok menjadi persinggahan KRI Dewaruci dengan 85 kadet Akademi Angkatan Laut, pada 11 Agustus lalu.

Sebagai bentuk penghormatan kepada warga Batam, "marching band" Genderang Suli Gita Jala Taruna mempertunjukkan kebolehannya. Beberapa komposisi lagu nasional dan mancanegara, termasuk lagu-lagu perjuangan, diperdengarkan di jalan-jalan utama kota pelabuhan itu.

Bagi warga Batam, pertunjukan seni yang juga mencerminkan kualitas disiplin para kadet TNI-AL itu menjadi satu hal yang sangat mengagumkan. 

Pada pelayaran kali ini, KRI Dewaruci yang sudah berusia lebih dari 50 tahun, menempuh jarak 11.453,4 mil laut dengan rute Surabaya-Bitung (Sulawesi Utara) - Manila (Filipina) - Guangzhou (China) - Bangkok (Thailand) - Batam - Surabaya.

Seluruh pelayaran kali itu memerlukan waktu selama dua bulan sebelum kembali ke pangkalannya, di Dermaga Madura Komando Armada Indonesia Kawasan Timur TNI-AL.

Menurut rencana, KRI Dewaruci buatan galangan kapal Stulken and Sohns, Hamburg, pada 1953 itu akan dicarikan penggantinya. Dari tiga kapal dengan spesifikasi sama dengan KRI Dewaruci, hanya dia yang kini bertahan, karena satu telah tenggelam (milik satu perusahaan di Yugoslavia) dan satu lagi telah menjadi museum tetap di darat (di Portugal). (M038)

Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011