Tokyo (ANTARA News) - Ryo Miyaichi, pemain sepakbola remaja asal Jepang di Tokyo, Jumat, bertekad untuk meraih sukses saat mengawali debut bersama klub Inggris Arsenal.

"Saya sudah tidak sabar. Musim kompetisi sudah mulai dan saya ingin bergabung dengan tim secepat mungkin," kata pemain berusia 18 tahun itu yang siap meninggalkan Tokyo menuju London setelah mendapatkan visa yang memungkinnya segera bermain untuk Arsenal.

"Saya ingin membuktikan bahwa saya mampu mampu bersaing di kompetisi top. Saya ingin mencetak gol sebanyak mungkin," kata Miyaichi kepada media Jepang.

Miyaichi menandatangani kontrak selama lima tahun dengan Arsenal sejak Desember lalu ketika ia masih pelajar SMA.

Tapi Miyaichi tidak bisa langsung mendapatkan izin kerja karena terbentur aturan, yaitu adanya keharusan bermain sebanyak 75 persen bersama tim nasional senior dalam dua tahun terakhir.

Izin kerja di Inggris akhirnya didapatkan berdasarkan penilaian khusus, yaitu karena ia dinilai punya "bakat istimewa".

Ia sempat dipinjamkan ke klub Feyenoord, Belanda dan membantu klub itu bertahan di Divisi Satu Belanda musim lalu dengan mencetak tiga gol dan membantu terciptanya tiga gol dalam 12 pertandingan yang diikutinya.

Berkat penampilannya yang mengesankan, Ryo Miyaichi mendapat julukan "Ryodinho", yaitu mengacu kepada penyerang veteran Brazil, Ronaldinho.

"Ia akan bermain sebagai penyerang, dikanan atau kiri. Ia adalah tipe pemain sayap dan ia sangat tajam," kata pelatih Arsenal Arsene Wenger mengomentari pemain belia tersebut.

Menurut Wenger, Miyaichi bisa diturunkan pada pertandingan kedua Arsenal di kompetisi Liga Utama Inggris, yaitu saat berhadapan dengan Liverpool, Sabtu (20/8).

"Saya tidak khawatir. Semua yang saya lakukan adalah tantangan," kata pemain yang punya gerakan lincah itu.

"Akan sangat menyenangkan jika saya bisa memanfaatkan kecepatan saya. Saya siap untuk mencetak gol atau pun menciptakan peluang, saya yakin itu," katanya.

Miyaichi adalah pemain Jepang kedua yang direkrut Arsenal menyusul langkah serupa pemain tengah Junichi Inamoto. Tapi Inamoto gagal meraih sukses dan hanya bertahan selama satu musim pada 2011-2002, demikian dilaporkan AFP.

(SYS/A023)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011