Ini bukan tentang hidup saya, tetapi saya punya tiga orang anak.
Medyka (ANTARA) - Udara dingin terasa menusuk tulang malam itu di Medyka, sebuah kota di tenggara Polandia yang berbatasan langsung dengan wilayah Ukraina. Di sana, para pengungsi Ukraina yang trauma menggigil kala harus mengantre untuk menyeberangi perbatasan menuju Polandia.

Setelah meninggalkan rumah mereka untuk menyelamatkan diri dari konflik Rusia-Ukraina, mereka berharap dapat menemukan tempat berlindung dan rasa aman di tempat lain.

Pada hari pertama operasi militer Rusia di Ukraina, penjaga perbatasan Polandia menyebutkan ada 29.000 orang yang masuk ke negara mereka. Angka tersebut terus membengkak hingga menjadi lebih dari 100.000.
Orang-orang menunggu di sebuah stasiun pengisian bahan bakar di Przemysl, Polandia (26/2/2022). ANTARA/Xinhua/Meng Dingbo/aa.


Beberapa dari mereka termasuk beruntung. Puluhan mobil dan mini bus menunggu di lahan parkir di perbatasan untuk menjemput teman dan kerabat dari Ukraina. Sebagian yang lain tampak mondar-mandir dengan wajah bingung dan berulang kali meminta informasi.

Bahkan mereka yang memiliki mobil pribadi tak tahu seberapa jauh mereka akan pergi. Lebih dari separuh stasiun pengisian bahan bakar di sepanjang jalan dari Medyka ke Przemysl, yang berjarak 10 kilometer, telah menjual tetes bensin terakhir mereka pada hari itu.
Orang-orang dari Ukraina tiba di Medyka, Polandia (26/2/2022). ANTARA/Xinhua/Zhou Nan/aa.


Banyak pengungsi enggan berurusan dengan kamera dan mikrofon wartawan, segera setelah menginjakkan kaki di wilayah Polandia. Namun, Julia, yang baru saja bertemu kembali dengan suaminya, bersedia berbicara dengan Xinhua.

Sambil menggendong putranya yang berusia satu tahun dengan satu tangan, ibu berusia 26 tahun itu mengambil makanan ringan dari para sukarelawan. Sementara putranya yang lebih tua membenamkan kepalanya ke dalam sebuah kotak berisi boneka-boneka lembut yang disumbangkan oleh penduduk setempat.

Keluarga Julia tinggal di sebuah kota kecil di Ukraina barat, sementara suaminya bekerja di pabrik mobil Skoda di Praha, Republik Ceko. Setelah konflik Rusia-Ukraina pecah, dia memutuskan untuk pergi ke tempat suaminya.

Ayah dan saudara laki-lakinya mengantarnya hingga ke daerah perbatasan. Mereka mendengar ledakan di sepanjang jalan. Jarak 20 km terakhir ke Polandia dia tempuh dengan berjalan kaki bersama kedua putranya, hingga akhirnya dipertemukan kembali dengan sang suami yang datang untuk menjemput.

"Perjalanan itu sulit dan berbahaya, tetapi sekarang kami akhirnya aman!" kata Julia yang menolak memberi tahu nama lengkapnya.

"Apa yang akan terjadi di masa depan? Saya tidak tahu."
Orang-orang dari Ukraina tiba di Medyka, Polandia (26/2/2022). ANTARA/Xinhua/Zhou Nan/aa.


Seperti Julia, Yryna juga menyeberangi perbatasan Ukraina-Polandia pada Sabtu. Dia bangun pukul 04.00, dan berencana pergi ke rumah sepupunya bersama ketiga anaknya.

Yryna meninggalkan hampir segalanya di rumahnya di Truskavet, sebuah kota di Oblast Lviv, Ukraina, tak jauh dari perbatasan. Semua orang memperingatkannya untuk pergi secepat mungkin.

"Ini bukan tentang hidup saya, tetapi saya punya tiga orang anak," katanya, sebelum meneteskan air mata.

Putri sulungnya, Anna, tampak tak terlalu khawatir. Dia menunjukkan kepada Xinhua kucing dan kelinci peliharaannya yang ikut bepergian bersama mereka. Namun, Anna mengatakan dia ingin pulang karena teman-temannya ada di sana.

Terebetskyy Volodumur, seorang pengusaha Ukraina berusia 50 tahun, hendak menyeberangi perbatasan Polandia untuk menuju rumahnya di Kiev, di saat sebagian besar orang bepergian ke arah sebaliknya.

Dia menjelaskan bahwa dirinya pergi ke Italia untuk perjalanan bisnis pada Selasa (22/2), dan mendengar banyak warga Ukraina melarikan diri dari rumah mereka untuk mengungsi.

"Semua baik-baik saja ketika saya pergi, namun sekarang tiba-tiba saja ada perang. Saya punya tiga orang anak di rumah, dan saya ingin kembali dan tinggal bersama anak-anak," tuturnya.
Orang-orang dari Ukraina tiba di Medyka, Polandia (26/2/2022). ANTARA/Xinhua/Zhou Nan/aa.

 

Pewarta: Xinhua
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022