London (ANTARA) - Ekonomi Rusia diperkirakan mengalami kontraksi 20 persen pada kuartal kedua dan sekitar 3,5 persen untuk setahun penuh menyusul sanksi yang intensif atas invasi negara itu ke Ukraina, kata JPMorgan pada Senin.

"Jika sanksi baru ini memang diberlakukan, dampaknya terhadap ekonomi Rusia akan parah," kata Jahangir Aziz di JPMorgan dalam sebuah catatan kepada klien.

"Dua pilar ekonomi bahkan di tengah pertumbuhan yang melambat, inflasi yang meningkat, dan suku bunga yang tinggi adalah 'benteng' cadangan devisa bank sentral Rusia dan surplus transaksi berjalan Rusia. Tidak lagi."

JPMorgan juga menurunkan perkiraannya untuk tren pertumbuhan Rusia menjadi 1,0 persen dari 1,75 persen karena isolasi politik dan ekonomi yang meningkat akan menghambat ekspansi di tahun-tahun mendatang.

Inflasi Rusia diperkirakan akan mencapai 10 persen pada akhir tahun dengan risiko yang sangat condong meningkat, bank menambahkan.

Baca juga: Goldman perkirakan harga komoditas Rusia naik karena krisis Ukraina
Baca juga: Uni Eropa perberat sanksi bagi Rusia, danai senjata untuk Ukraina
Baca juga: Mata uang di Asia jatuh, setelah sanksi baru Barat atas invasi Rusia

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022