Perlu dilakukan antara lain membatasi permintaan tidak produktif dan spekulatif, mengendalikan arus keluar modal, memantau perilaku pelaku utama pasar keuangan
Moskow (ANTARA) - Presiden Rusia Vladimir Putin mengatakan pada Selasa (22/8/2023) bahwa risiko inflasi meningkat dan dia meminta pemerintah dan bank sentral untuk menjaga situasi tetap terkendali.

Ancaman bahwa lonjakan harga-harga akan mengikis standar hidup merupakan kekhawatiran Putin saat ia bersiap untuk mencalonkan diri untuk terpilih kembali pada Maret mendatang untuk masa jabatan enam tahun lagi di Kremlin.

Pada saat yang sama, anggaran Rusia berada di bawah tekanan akibat apa yang Putin sebut sebagai “operasi militer khusus” di Ukraina, dan bank sentral terpaksa menaikkan suku bunga pekan lalu untuk menghentikan penurunan nilai tukar rubel.

“Skala dan kompleksitas tugas-tugas yang kami selesaikan, dan terus kami selesaikan, sungguh luar biasa,” kata Putin dalam sambutannya yang disiarkan televisi kepada para pejabat pemerintah.

Dia mengatakan situasi secara keseluruhan stabil, tetapi membutuhkan pemantauan yang waspada dan keputusan yang tepat waktu.

Setelah inflasi dua digit pada tahun 2022, laju kenaikan harga-harga menurun pada musim semi, namun inflasi kini kembali berada di atas target bank sentral sebesar 4,0 persen dan terus meningkat.

Baca juga: Rubel melemah jadi 94 terhadap dolar, tunggu dukungan pembayaran pajak

Defisit anggaran Rusia yang melebar dan kekurangan tenaga kerja yang parah telah berkontribusi terhadap meningkatnya tekanan inflasi sepanjang tahun. Ketika rubel jatuh di bawah 100 terhadap dolar pada minggu lalu, bank sentral terpaksa merespons dengan menaikkan suku bunga sebesar 350 basis poin menjadi 12 persen.

Rubel telah menguat tajam, juga dibantu oleh eksportir yang meningkatkan penjualan pendapatan mata uang asing mereka setelah berdiskusi dengan pihak berwenang Rusia.

Putin mengatakan volatilitas di pasar keuangan telah menghambat keputusan investasi perusahaan dan merupakan sesuatu yang perlu dikendalikan.

“Pemerintah dan bank sentral perlu secara aktif menggunakan instrumen yang tersedia,” katanya. “Perlu dilakukan antara lain membatasi permintaan yang tidak produktif dan spekulatif, mengendalikan arus keluar modal, memantau perilaku pelaku utama pasar keuangan".

Putin menambahkan bahwa penting bagi Rusia untuk mempertahankan tingkat produksi industri yang tinggi.

Meningkatnya biaya militer mendukung pemulihan ekonomi moderat Rusia tahun ini dengan produksi industri yang lebih tinggi, namun telah mendorong anggaran keuangan menjadi defisit sekitar 29 miliar dolar AS – angka yang diperparah dengan menurunnya pendapatan ekspor.

Putin mengatakan anggaran diperkirakan surplus pada Juli hingga September. “Secara keseluruhan, kelebihan pengeluaran terhadap pendapatan akan berada pada tingkat yang direncanakan – sekitar 2,0 persen dari PDB,” katanya.

Baca juga: Pembuat mobil top Iran berupaya ekspor 20.000 sedan Tara ke Rusia

Baca juga: Rubel Rusia stabil di dekat 94 terhadap dolar setelah pekan bergejolak

Penerjemah: Apep Suhendar
Editor: Agus Salim
Copyright © ANTARA 2023