"Saya kira media-media barat itu tidak perlu diagung-agungkan sebagai media yang menjunjung kebebasan dan demokrasi, dan pers Indonesia sebaiknya mengajari media barat itu bagaimana cara menghargai kebebebasan, demokrasi, dan HAM," kata Nur Wahid.
Jambi (ANTARA News) - Pers Indonesia agaknya perlu mengajari pers barat yang menjunjung kebebasan, tetapi tidak bertanggungjawab, menghina, dan melanggar Hak Asasi Manusia (HAM), kata Ketua Majelis Permusyawaratan Rakyat (MPR), Hidayat Nur Wahid. "Saya kira media-media barat itu tidak perlu diagung-agungkan sebagai media yang menjunjung kebebasan dan demokrasi, dan pers Indonesia sebaiknya mengajari media barat itu bagaimana cara menghargai kebebebasan, demokrasi, dan HAM," katanya saat memeriahkan 1 Muharam 1427 H di Masjid Agung Al-Falah Jambi, Minggu. Kebebasan pers barat, dinilai mantan Presiden Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu, tidak tahu soal peradaban dan etika kehidupan, sehingga cenderung memfitnah dengan menyiarkan berita atau gambar yang menyinggung perasaan orang atau bangsa di dunia. Ia pun memberi contoh dan membandingkan kebebasan pers di Indonesia yang bertanggungjawab dan mengritik harian Denmark Jyllands-Posten, dan sejumlah media di Norwegia dan Prancis yang memuat karikatur Nabi Muhammad SAW menggunakan surban bom yang di kanan dan kirinya didampingi perempuan. Karikatur Nabi Muhammad itu menyinggung perasaan dan menghina umat Islam di dunia, karena dari karikatur itu seakan-akan Islam teroris. Apalagi, pengelola media massa sepatutnya memiliki pengetahuan bahwa dalam ajaran Islam ada larangan menampilkan gambar dan sejenisnya mengenai sosok Nabi Muhammad SAW. Oleh karena itu, ia mengemukakan, umat Islam mengutuk media barat yang dinilai tidak beradab dan tidak menghargai toleransi. Bahkan, sejumlah media barat itu tidak mau minta maaf dengan alasan kebebasan berekspresi, sehingga telah memicu kemaraham umat Islam di dunia. Nur Wahid mengemukakan, pers Indonesia lebih baik, karena menjunjung kebebasan dan bertanggungjawab, profesional dan tidak melakukan penghinaan atau pelanggaran HAM bagi kalangan minoritas maupun mayoritas. Acara 1 Muharram 1427 H tersebut diselenggarakan oleh Dewan Pengurus Wilayah (DPW) PKS bersama harian Pos Metro Jambi. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2006