Srinagar, India (ANTARA News) - Dua serangan granat terpisah yang dilakukan gerilyawan menewaskan dua orang, mencederai 15 dan menimbulkan kepanikan massal di kedua lokasi serangan di Kashmir India, kata polisi.

Ledakan pertama terjadi di distrik Baramulla, 55 kilometer sebelah utara Srinagar, ibu kota musim panas Kashmir India, yang mengakibatkan seorang sipil dan satu penjaga perbatasan India tewas, lapor AFP.

Seorang prajurit dan seorang warga sipil juga terluka dalam ledakan itu, kata seorang juru bicara kepolisian, dengan menambahkan bahwa pasukan paramiliter perbatasan menjadi sasaran dalam serangan itu.

Di Srinagar, 13 orang sipil cedera ketika sebuah granat yang dilempar ke arah pasukan patroli paramiliter yang berjalan kaki tidak mengenai sasarannya dan menghantam pejalan kaki di dekat terminal bis utama di kota itu.

Ledakan-ledakan itu menimbulkan kepanikan di kedua tempat tersebut dan orang berlarian masuk toko dan bangunan untuk berlindung karena khawatir terjadi bentrokan antara gerilyawan dan pasukan.

Ledakan-ledakan itu merupakan serangan besar pertama militan di daerah sipil selama bulan suci Ramadhan.

Lebih dari 47.000 orang -- warga sipil, militan dan aparat keamanan -- tewas dalam pemberontakan muslim di Kashmir India sejak akhir 1980-an.

Pejuang Kashmir menginginkan kemerdekaan wilayah itu dari India atau penggabungannya dengan Pakistan yang penduduknya beragama Islam.

New Delhi menuduh Islamabad membantu dan melatih pejuang Kashmir India. Pakistan membantah tuduhan itu namun mengakui memberikan dukungan moral dan diplomatik bagi perjuangan rakyat Kashmir untuk menentukan nasib mereka sendiri.

Perbatasan de fakto memisahkan Kashmir antara India dan Pakistan.

Dua dari tiga perang antara kedua negara itu meletus karena masalah Kashmir, satu-satunya negara bagian yang berpenduduk mayoritas muslim di India yang penduduknya beragama Hindu.

Serangan-serangan pada 2008 di Mumbai, ibukota finansial dan hiburan India, telah memperburuk hubungan antara India dan Pakistan.

New Delhi menghentikan dialog dengan Islamabad yang dimulai pada 2004 setelah serangan-serangan Mumbai pada November 2008 yang menewaskan lebih dari 166 orang.

India menyatakan memiliki bukti bahwa "badan-badan resmi" di Pakistan terlibat dalam perencanaan dan pelaksanaan serangan-serangan itu -- tampaknya menunjuk pada badan intelijen dan militer Pakistan. Islamabad membantah tuduhan tersebut.

Sejumlah pejabat India menuduh serangan itu dilakukan oleh kelompok dukungan Pakistan, Lashkar-e-Taiba, yang memerangi kekuasaan India di Kashmir dan terkenal karena serangan terhadap parlemen India pada 2001. Namun, juru bicara Lashkar membantah terlibat dalam serangan tersebut.

India mengatakan bahwa seluruh 10 orang bersenjata yang melakukan serangan itu datang dari Pakistan. New Delhi telah memberi Islamabad daftar 20 tersangka teroris dan menuntut penangkapan serta ekstradisi mereka. (M014/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011