Padang (ANTARA News) - Sedikitnya sembilan unit rumah nelayan di kawasan pantai Pasie Nan Tigo, Kecamatan Koto Tangah, Kota Padang, rusak berat akibat gelombang pasang yang menyebabkan abrasi yang terjadi sejak Jumat (26/8) hingga Sabtu dinihari.

Peristiwa gelombang pasang itu tidak menimbulkan korban jiwa dan penghuni sembilan unit rumah yang rusak berat telah diungsikan, demikian data dihimpun di lokasi, Sabtu.

Korban gelombang pasang Leni menyebutkan, gelombang mulai pasang sejak Jumat sore. Pada Sabtu dinihari gelombang pasang kembali menghantam sejumlah rumah warga di kawasan Pasia Nan Tigo.

"Kami terpaksa tinggal di tenda karena bagian dapur hingga ruang tengah rumah rusak berat dan tak mungkin untuk ditempati lagi," katanya.

Ia berharap segera mendapatkan bantuan, karena Lebaran hanya tinggal hitungan hari. "Musibah ini menjadi pukulan berat bagi kami," ujar dia.

Sementara itu, berbagai sumber menyebutkan sekitar 13 unit rumah warga yang umumnya nelayan tersebut berpotensi dihantam gelombang pasang kalau kembali terjadi.

Kepala Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padang Dedi Hanidal membenarkan sebanyak sembilan unit rumah warga rusak berat akibat abrasi pada Jumat dan Sabtu itu.

"Bencana gelombang pasang sudah berlangsung sejak kemarin dan kita sudah memasangkan tenda terutama untuk korban yang rumahnya tak bisa dihuni," katanya.

Selain itu, batuan pangan untuk kebutuhan berbuka dan sahur juga sudah diberikan, katanya menambahkan.

Ditanya soal solusi ke depan, ia mengatakan akan dibicarakan dengan masyarakat setempat.

"Kita minta masyarakat menyadari situasi yang mengancamnya. Jika tidak ada solusi bersama, dikembalikan sesuai ketentuan Undang-Undang yang menegaskan sekian meter dari bibir pantai tak dibenarkan dibangun tempat tinggal," katanya.

(KR-SA/R014)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011