Jakarta (ANTARA) - Wakil Sekjen Pengurus Pusat Keluarga Alumni Universitas Pancasila (PP KAUP) serta Ketua Koperasi Bersatu Maju Bersama Alumni Universitas Pancasila, Bambang Iman Santoso mengingatkan jangan ada ketidakadilan bagi para bakal calon ketua di Musyawarah Alumni Universitas Pancasila.

"Gerakan aklamasi untuk memilih satu calon adalah wujud pembungkaman terhadap suara lain yang ada di arus bawah. Itu sama saja dengan dikotomi yang salah kaprah dalam semangat kebersamaan keluarga alumni," kata Bambang Iman Santoso melalui keterangannya, Kamis, menjelang Musyawarah Alumni (Musal) pada 5 Maret 2022.

Salah satu bakal calon yang digadang-gadang sebagai calon kuat ketua umum Alumni Univesitas Pancasila, bisa gagal maju karena kelengkapan syarat yang sejatinya masih bisa dimusyawarahkan.

Bambang Iman Santoso yang akrab disapa BIS menegaskan, dirinya resmi diutus mewakili suara komisariat Fakultas Teknik mengikuti Pra-Musal dengan agenda pembahasan AD/ART pada 27 Februari 2022.

"Pada Pra-Musal itu, jelas bahwa suara Teknik adalah memberi kesempatan yang sama kepada semua bakal calon" katanya.

Baca juga: UP beri pelatihan pembuatan eco enzym dari sampah organik
Baca juga: Universitas Pancasila siapkan peraturan kuliah tatap muka


Menurut BIS, karena dalam pembahasan di Pra-Mmusal mengalami "deadlock" maka harus diputuskan dibawa ke Musal pada 5 Maret 2022.

"Maka saat ini janganlah membuat skenario yang mengeliminir salah satu calon, sedangkan putusan Musal saja belum diketok palu. Ini sangat tidak 'fair' dan merugikan," katanya.

BIS menambahkan, semua anggota harus dianggap sebagai keluarga, karena itulah muruwah sesungguhnya dalam KAUP. "Organisasi yang maju di zaman 'now', yaitu yang mampu beradaptasi di segala macam perubahan" katanya.

BIS mengkhawatirkan, skenario mengeliminir salah satu calon ini bisa mencoreng nama baik Alumni Universitas Pancasila dan memicu perpecahan.

Pewarta: Riza Harahap
Editor: Sri Muryono
Copyright © ANTARA 2022