Pekanbaru (ANTARA News) - Kabut asap yang diindikasi berasal dari sisa kebakaran hutan dan lahan kembali muncul pada akhir Ramadhan 1432 Hijriah dan menyelimuti sebagian besar wilayah Kota Dumai, Provinsi Riau.

Seorang warga Dumai, Megy Aljafari, Senin malam, mengabarkan, kabut asap yang muncul kali ini sangat terasa menyengat dan menganggu rongga pernafasan terutama saat berkendara sepeda motor.

"Baunya sangat menyengat dan terasa sangat sesak di dada. Kabut asap kali ini merupakan yang kedua kalinya selama Ramadhan," katanya.

Megy menjelaskan, selain menyelimuti jalan-jalan utama, kabut asap tebal juga terpantau menyelimuti wilayah pemukiman warga di sana, bahkan hanya menyisakan jarak pandang dibawah 500 meter.

"Memang laju kendaraan belum terganggu akibatnya, tapi tetap saja yang namanya kabut asap apalagi sisa kebakaran hutan dan lahan tentu terasa sangat mengganggu rongga pernafasan," ujarnya.

Kepala Dinas Kesehatan Kota Dumai, Marjoko Santoso, yang dihubungi ANTARA melalui telepon selulernya mengatakan, kabut asat yang menyelimuti sebagian besar Kota Dumai diprediksi telah mencemari udara hingga mengakibatkan kualitas mutu udara menurun drastis.

"Belum tahu pasti kondisi udara karena belum ada laporan dari papan Indeks Standar Pencemaran Udara (ISPU) milik PT Chevron Pasific Indonesia (CPI).

Namun dari pantauan kasat mata, kondisi Senin malam sekitar pukul 21.00 WIB, kualitas udara di Dumai berada pada kisaran 100 hingga 150 polutan standar indeks (PSI)," katanya.

Dengan demikian, kata Marjoko, sebaiknya masyarakat mulai mewaspadai dampak kabut asap dengan mengurangi aktivitas luar rumah, baik saat berjalan kaki maupun berkendara sepeda motor.

"Kita juga menganjurkan warga untuk senantiasa, secara rutin memeriksakan kondisi kesehatannya ketika pernafasan terganggu atau batuk pilek. Karena ini bisa jadi gejala Ispa (infeksi saluran pernafasan akut)," kata Marjoko.
(T.KR-FZR/Z002)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011