Kairo (ANTARA News) - Muammar Gaddafi berjanji membuat Libya membara dan para pendukungnya tidak akan menyerah dan mengatakan, mereka yang melawannya terpecah-belah, kata saluran-saluran televisi berbahasa Arab, Kamis.

"Akan terjadi perang panjang dan Libya akan membara," kata Gaddafi, seperti dikutip saluran-saluran televisi itu.

Seorang pemimpin militer Libya mengatakan, Gaddafi diperkirakan berada di Bani Walid di luar Tripoli dan merencanakan perlawanan kembali.

Dewan Transisi Nasional (NTC), kelompok pemberontak yang kini berkuasa setelah mendongkel Gaddafi, sedang mengupayakan penyerahan diri Sirte, kota tempat asal mantan pemimpin Libya itu.

Gaddafi mengatakan, suku-suku di Bani Walid dan Sirte bersenjata dan tidak bisa ditaklukkan.

"Kami akan berperang dari lembah ke lembah, dari gunung ke gunung," katanya.

Berita utama singkat yang menggarisbawahi pesan Gaddafi itu pertama kali disiarkan oleh televisi Al-Arabiya. Saluran televisi Suriah Arrai kemudian menyiarkan rekaman suaranya.

"Bahkan jika kalian tidak mendengar suara saya, lanjutkan perlawanan," kata Gaddafi kepada para pendukungnya, dalam pesan yang menjadi berita utama televisi Arrai.

"Kita tidak akan menyerah. Kita bukan wanita. Kita akan terus berperang," katanya.

Gaddafi mengatakan mereka yang beperang melawannya terpecah-belah, dan ia mendesak suku-suku di Tripoli menyerang kelompok yang melawannya.

Keberadaan Gaddafi hingga kini tidak diketahui. Meski seorang komandan NTC mengatakan bahwa ia berada di Bani Walid, sebuah surat kabar Aljazair melaporkan ia berada di kota perbatasan Ghadamis.

"Ada orang-orang yang takut suara saya akan terdengar oleh penduduk Libya dan berusaha mengacaukan transmisi," kata Gaddafi dalam pesan itu.

Janji perang Gaddafi itu disiarkan ketika semakin banyak negara mengakui NTC sebagai pemerintah yang berkuasa di Libya.

Rusia hari Kamis secara resmi mengakui kelompok pemberontak Dewan Transisi Nasional (NTC) sebagai pemerintah yang berkuasa di Libya.

Pengakuan Rusia terhadap pemerintah sementara NTC itu disampaikan setelah langkah-langkah serupa oleh AS dan selusin negara lain. Pengakuan itu juga diumumkan pada hari yang sama ketika Prancis menjadi tuan rumah konferensi "Teman Libya" di Paris untuk membantu Libya membangun kembali.

Dewan Transisi Nasional (NTC) sedang dalam proses memindahkan pemerintah mereka ke Tripoli dari markas sebelumnya di Benghazi, setelah mencapai kemenangan-kemenangan atas pasukan Gaddafi.

NTC, yang mengatur permasalahan kawasan timur yang dikuasai pemberontak, sejauh ini melobi keras untuk pengakuan diplomatik dan perolehan dana untuk mempertahankan perjuangan berbulan-bulan dengan tujuan mendongkel pemimpin Libya Muammar Gaddafi.

Negara-negara besar yang dipelopori AS, Prancis dan Inggris membantu mengucilkan Gaddafi dan memutuskan pendanaan dan pemasokan senjata bagi pemerintahnya, sambil mendukung dewan pemberontak dengan tawaran-tawaran bantuan.

Kelompok pemberontak Libya kini telah memasuki Tripoli dan rejim Gaddafi telah dianggap jatuh oleh banyak kalangan.

Negara-negara yang telah mengakui NTC sebagai perwakilan sah rakyat Libya antara lain Rusia, Mesir, Chad, Turki, Uni Emirat Arab (UAE), Australia, Inggris, Prancis, Jerman, Gambia, Italia, Yordania, Malta, Qatar, Senegal, Spanyol dan AS.

Gaddafi (68) adalah pemimpin terlama di dunia Arab dan telah berkuasa selama empat dasawarsa. Gaddafi bersikeras akan tetap berkuasa meski ia ditentang banyak pihak.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011