Jakarta (ANTARA News) - Negara anggota ASEAN secara konsisten menggarisbawahi kepentingan yang mendesak untuk melindungi dan memastikan keselamatan dan keamanan rakyat sipil di Libya.

Menurut keterangan pers yang diterima ANTARA di Jakarta, Senin, melalui Kementerian Luar Negeri (Kemlu) Indonesia bahwa selama terjadinya krisis di Libya para negara anggota ASEAN senantiasa mengikuti dari dekat perkembangan di Libya yang saat ini memasuki tahap transisi yang sangat penting dan menentukan.

Untuk itu, Asosiasi Negara Asia Tenggara ini juga menekankan bahwa pada akhirnya krisis di Libya hanya dapat diselesaikan melalui proses politik yang memungkinkan rakyat Libya untuk menentukan masa depan mereka sendiri.

Kemudian, masyarakat internasional, termasuk PBB (Perserikatan Bangsa Bangsa), harus dapat menciptakan kondisi yang kondusif untuk melindungi rakyat sipil di Libya dan memulai proses politik dimaksud.

"Sehubungan dengan hal tersebut, Negara anggota ASEAN mendukung semua upaya yang sedang berjalan yang melibatkan Dewan Transisi Nasional untuk mendorong rekonsiliasi dan membentuk Libya yang demokratis dan stabil sesuai dengan aspirasi dan keinginan rakyat Libya," tulis keterangan tersebut.

Sebelumnya, pemerintah Indonesia melalui menteri Luar Negeri Marty Natalegawa juga menyatakan dukungan RI terhadap proses transisi demokrasi damai di Libya.

"Indonesia dukung upaya Dewan Transisi Nasional di Libya dalam menjalankan proses transisi demokrasi secara damai", ujar Menlu Marty Natalegawa, Sabtu (3/9).

"Proses transisi demokrasi tersebut tentunya perlu mencerminkan keinginan dan aspirasi rakyat Libya secara keseluruhan", tambah Marty.
(*)

 

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011