Mamuju (ANTARA News) - Pemerintah di Kabupaten Mamuju, Provinsi Sulawesi Barat, mengembangkan metode sambung pucuk kakao untuk meningkatkan produksi kakao petani.

Bupati Mamuju Drs Suhardi Duka MM di Mamuju, Senin mengatakan, Pemerintah Kabupaten Mamuju mengembangkan metode sambung pucuk untuk meningkatkan produksi kakao petani mulai tahun 2012.

Ia mengatakan, metode sambung pucuk yang dikembangkan petani di Mamuju akan menggunakan klon kakao yang diberi nama "SDK" yang merupakan singkatan dari namanya.

"Klon SDK tahan terhadap hama dan penyakit yang selama ini menjadi ancaman petani kakao, klon kakao SDK muncul dari hasil penelitian petani," ucapnya.

Metode sambung pucuk kakao dikembangkan petani di Mamuju akan dikembangkan di atas lahan kakao seluas sekitar 65.448 hektare.

Bupati mengatakan, metode sambung pucuk akan menjadi salah satu program yang dapat memperkuat program peningkatan produksi kakao petani di Mamuju.

"Selama ini telah dijalankan program gerakan nasional peningkatan mutu dan produksi kakao (Gernas Pro Kakao) yang dicanangkan Pemerintah Pusat di Mamuju sejak tahun 2008," paparnya.

Menurut dia, program yang dijalankan dengan tiga program di antaranya program intensifikasi, ekstensifikasi dan peremajaan kakao tersebut, telah menelan anggaran sekitar Rp33 miliar pada tahun 2011.

Program itu telah menyentuh sekitar 7.200 hektare lahan kakao petani dan hasilnya produksi kakao petani Mamuju sekitar 53.457 ton per tahun terus mengalami peningkatan.

Ia berharap dengan sambung pucuk dapat memperkuat program gernas pro kakao yang dicanangkan pemerintah pusat tersebut, sehingga produksi kakao di Mamuju dapat terus meningkat untuk menyejahterakan masyarakatnya. (MFH/C004/K004)

Editor: Kunto Wibisono
Copyright © ANTARA 2011