Jakarta (ANTARA News) - Pos Kemanusiaan Peduli Umat (PKPU) mengirim tim kemanusiaan ke Somalia yang akan berangkat pada Rabu (7/9) terkait dengan semakin memburuknya bencana kelaparan di negara tersebut.

"Misi kemanusiaan ini merupakan yang kedua dilakukan PKPU setelah sebelumnya bertepatan dengan Ramadan 1432 H mengirimkan bantuan kemanusiaan bekerja sama dengan organisasi internasional Turki," kata Direktur Pendayagunaan PKPU Tomy Hendrajati di Jakarta, Selasa.

Dalam misi kemanusiaan ke Somalia ini, PKPU terus menerus berkonsultasi dan berkoordinasi dengan Kementerian Luar Negeri dan Kedutaan Besar Somalia di Jakarta, agar dapat menjalankan misi kemanusiaan dalam situasi dan kondisi yang sangat sulit ini.

Misi kemanusiaan PKPU ini akan dipimpin oleh Direktur Pendayagunaan Tomy Hendrajati, bersama Koordinator Rescue, Subur Rojinawi, serta tim media dan komunikasi, Sukismo dan Elfiyon Julinit.

Tomy mengatakan, Somalia yang hampir separuh dari 3,7 juta penduduknya saat ini dilanda krisis pangan dan kesehatan sehingga membutuhkan uluran tangan dari negara-negara di dunia, termasuk Indonesia.

Sebagai salah satu lembaga kemanusiaan yang mendapatkan register dari Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), PKPU menjadikan pengalaman mengatasi banyak dampak bencana untuk menjadi referensi misi ke Somalia sesuai dengan motonya, "Menerobos Tanpa Menunggu".

Meski demikian, katanya, harus diakui bahwa misi ini agak spesifik dibandingkan dengan misi kemanusiaan lainnya yang pernah ditangani PKPU, seperti penanganan banjir Pakistan, termasuk di dalam negeri, seperti bencana Merapi, Banjir di Wasior, tsunami dan gempa bumi di NAD, Sumatera Barat dan sejumlah daerah lainnya.

Untuk Somalia, menurut dia, persoalan tidak akan selesai dengan cepat dan membutuhkan perhatian jangka panjang untuk memulihkan kembali kondisi masyarakat yang kritis.

Agar bantuan tepat sasaran dan efektif, ia mengemukakan, tim misi kemanusiaan diturunkan ke Somalia tersebut memiliki tugas melakukan penilaian lapangan terhadap kondisi masyarakat di Somalia sesuai dengan kapasitas PKPU.

Bantuan yang akan diberikan nantinya agar tidak "bak menebar garam di lautan", menurut dia, maka diperlukan perencanaan dengan terstruktur agar menjawab persoalan mendasar di masyarakat Somalia, bernilai penting, tepat sasaran, cara, serta waktunya.

Dalam setiap aksi kemanusiaan, PKPU mengklasifikasi aksi tanggap bencana ini dengan tiga tahapan, yaitu tahap tanggap darurat (emergency response), tahap rehabilitasi dan tahap pembangunan kembali (redevelopment).

Pada tahap awal ini yang diprioritaskan adalah penyelamatan kemanusiaan. Sebagaimana kondisi riil di lapangan bahwa kebanyakan korban jiwa adalah para anak-anak kekurangan nutrisi maka konsentrasi utama nantinya pada perbaikan nutrisi anak-anak dan ibu melalui perbaikan gizi dan makanan tambahan.

Data PBB, setiap hari sebanyak 13 balita di Somalia meninggal kelaparan dan dalam beberapa tahun terakhir sudah tercatat 29 ribuan balita meregang nyawa akibat tak mendapatkan asupan gizi yang cukup.

Sementara itu ratusan ribu penduduk Somalia telah tinggal di tenda-tenda pengungsian ke negara tetangga seperti Kenya dan kini juga dalam ancaman kematian karena kelaparan.

Kurangnya bantuan makanan, obat-obatan dan tidak adanya jaminan keamanan terhadap lembaga kemanusiaan yang masuk ke Somalia menjadikan kondisi di Somalia terus memburuk.

Ditambah dengan konflik perang saudara tak berkesudahan sehingga membuat terhambatnya penyaluran bantuan. Kondisi Somalia yang memprihatinkan ini menjadi salah satu perhatian utama PKPU dan merasa ikut terpanggil berbuat untuk Somalia.
(T.G001/M026)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011