Manado (ANTARA News) - Gunung Lokon di Sulawesi Utara (Sulut) kembali meletus sebanyak empat kali hingga 20.45 WITA pascaletusan Minggu (28/8).

"Tercatat ada empat kali letusan dalam kategori kecil. Ketinggian debu letusan hanya 150-200 meter," jelas staf Pos Pengamatan Gunung Api Lokon dan Mahawu di Kakaskasen, Kota Tomohon, Warno, di Tomohon, Selasa.

Empat kali letusan dijelaskan Warno terjadi pukul 07.21 WITA, 13.39 WITA,14.09 WITA dan 14.20 WITA.

"Pascarentetan letusan tersebut terpantau asap kawah putih tebal keabuan. Hal ini menggambarkan masih terjadi pembakaran uap air serta material gas lainnya," kata Warno.

Dikatakannya, sejak pukul 00.00-18.00 WITA hanya terekam satu kali gempa vulkanik. Sedangkan sehari sebelumnya, Senin (5/9), sejak pukul 00.00 WITA-24.00 WITA sempat terekam satu gempa vulkanik dalam dan dua vulkanik dangkal serta empat kali gempa tektonik jauh.

"Gempa vulkanik memang agak menurun karena baru satu terekam. Tapi bukan tidak mungkin masih akan terjadi gempa vulkanik susulan mengingat aktivitas vulkanik Gunung Lokon masih tinggi," ujarnya.

Amplitudo tremor menurutnya mengalami penurunan dibanding beberapa hari sebelumnya yang berada di atas dua puluhan milimeter. Hari ini menurutnya, amplitudo tremor pukul 00.00 WITA-06.00 2-8 milimeter, dominan 4 milimeter.

Pukul 06.00 WITA-12.00 WITA amplitudonya sebesar 4-8 milimeter dominan 4 milimeter dan pukul 12.00 WITA-18.00 WITA terekam 0,5-10 milimeter.

"Meski agak menurun amplitudo tremornya namun magma yang terangkat ke atas masih ada dan agak lemah," kata Warno.

Hingga pukul 20.45 status Gunung Lokon masih siaga level III dan belum diturunkan Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) Bandung meski kegempaan mulai menurun.

Gunung Lokon kembali meletus pada Rabu (17/8) dan Minggu (28/8). Kelurahan Kinilow, Kinilow I dan Kakaskasen I, Kecamatan Tomohon Utara, masuk daerah bahaya Gunung Lokon yang sewaktu-waktu bisa dievakuasi bila terjadi letusan besar seperti letusan 14 Juli 2011. (*)

Editor: Priyambodo RH
Copyright © ANTARA 2011