Indonesia memiliki peran penting memobilisasi dan mendorong kolaborasi antar pemerintah
Jakarta (ANTARA) - Direktur Jenderal Komunikasi dan Informasi (IKP) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kominfo) Usman Kansong mengatakan Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) ketujuh, menjadi momentum perkuat mitigasi dan penanggulangan bencana secara global dan nasional.

Dalam keterangan tertulis diterima di Jakarta, Kamis, Global Platform for Disaster Risk Reduction (GPDRR) adalah forum multi pemangku kepentingan dua tahunan yang diinisiasi oleh Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB) untuk meninjau kemajuan, berbagi pengetahuan dan mendiskusikan perkembangan dalam Penanggulangan Risiko Bencana (PRB).

Indonesia selalu berperan secara aktif dalam konferensi kebencanaan internasional sejak tahun 2009.

Usman mengatakan kepercayaan kepada Indonesia sebagai tuan rumah forum internasional ini, menjadikan Indonesia memiliki peran penting dalam memobilisasi dan mendorong kolaborasi antara pemerintah, pemangku kepentingan dan sistem PBB untuk mempercepat pelaksanaan pengurangan risiko bencana.

“Forum GPDRR menjadi ajang kolaborasi untuk tangguh bencana. Indonesia dan seluruh negara di dunia membahas pentingnya mitigasi dan pengurangan risiko bencana dalam upaya mencapai ketangguhan bencana dan pembangunan yang berkelanjutan,” ujar Usman.

Dalam agenda Temu Media Persiapan Indonesia Jadi Tuan Rumah GPDRR, Usman mengatakan Provinsi Bali sebagai tuan rumah GPDRR juga secara langsung akan memberikan kontribusi kebangkitan ekonomi lokal, khususnya ekonomi.

Sebab selama ini Bali sebagai provinsi yang mengandalkan sektor wisata untuk menggerakkan ekonomi sangat terdampak akibat pandemi COVID-19.

“Setelah GPDRR, event Presidensi G20 juga akan dilakukan di Bali. Berbagai agenda yang diselenggarakan di Bali akan memulihkan pariwisata Bali, menumbuhkan kembali perekonomian di Bali,” kata dia.

Baca juga: Menko PMK minta BNPB manfaatkan GPDRR promosikan penanganan bencana

Baca juga: GPDRR 2022 pastikan perubahan perilaku dalam hadapi bencana


Menurut dia peran media sangat penting untuk mengedukasi masyarakat agar siap menghadapi bencana yang tidak bisa diprediksi kapan akan datang.

Usman memberikan perbandingan mitigasi bencana saat gempa yang terjadi di Yogyakarta dan Jepang beberapa waktu lalu. Kekuatan gempa di Yogyakarta dan Jepang memiliki Skala Richter (SR) yang serupa, namun korban jiwa yang berjatuhan antara Yogyakarta dan Jepang sangat timpang.

Jepang disebut Usman lebih siap menghadapi bencana gempa bumi. Oleh karenanya, Usman berharap agenda GPDRR dapat diberitakan dengan baik oleh media agar masyarakat teredukasi dengan baik saat menghadapi bencana.

Deputi Bidang Sistem dan Strategi Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) Raditya Jati menambahkan, menjadi tuan rumah GPDRR memiliki nilai strategis global. Menjadi tuan rumah merupakan refleksi kepercayaan komunitas internasional atas kepemimpinan Indonesia di dalam isu kebencanaan.

Raditya mengatakan Indonesia menjadi tuan rumah GPDRR pertama di kawasan Asia Pasifik dan negara kedua di luar Jenewa, Swiss.

"GPDRR diperkirakan akan berlangsung secara imperson (tatap muka) berlangsung dalam tataran normal baru. GPDRR adalah acara yang inklusi dengan kemungkinan partisipasi yang lusa dan beragam," ujar dia.

Sementara, Tenaga Ahli Utama Kantor Staf Presiden (KSP) Widiarsi Agustina menjelaskan forum GPDRR adalah pertemuan kemanusiaan, membahas tentang perubahan perilaku masyarakat umum dalam hal memitigasi bencana alam.

GPDRR menurutnya menjadi momentum untuk membangun social movement, kesadaran dan perubahan perilaku masyarakat dalam menghadapi bencana alam.

Pada kesempatan yang sama, Kepala Pelaksana BPBD Provinsi Bali I Made Rentin menegaskan kesiapan Bali sebagai tuan rumah GPDRR ketujuh. Penurunan kasus COVID-19 di Bali cukuP signifikan, termasuk angka kesembuhan yang dalam tren baik.

Hotel-hotel di Bali juga disebutnya sudah bersertifikasi untuk kesiapsiagaan dalam menghadapi jika terjadi potensi bencana seperti gempa bumi dan tsunami. Hotel yang bersertifikat kesiapsiagaan untuk menggaransi kenyamanan bagi para wisatawan yang datang ke Bali.

GPDRR 7Th 2022 diperkirakan akan diikuti oleh 5000-6000 Peserta dari 193 Negara dan diusulkan mengundang Sekjen PBB dan 27 setingkat Kepala Negara/Pemerintahan. Pelaksanaan Prepday Conference tanggal 23-24 Mei 2022 di Bali International Conference Center dan Pelaksanaan Conference 25-27 Mei 2022 di Bali Nusa Dua Convention Centre.

Baca juga: PBB: GPDRR bangun kesepahaman global kesiapan hadapi bencana

Baca juga: Indonesia jadi tuan rumah forum global pengurangan risiko bencana

 

Pewarta: Devi Nindy Sari Ramadhan
Editor: Zita Meirina
Copyright © ANTARA 2022