harapannya nanti agar persepsi mengenai agrikultur itu bisa pelan-pelan berubah di mata orang muda, bahwa banyak sekali potensi yang bisa dimanfaatkan di pertanian modern
Jakarta (ANTARA) - Lembaga penelitian Center for Indonesian Policy Studies (CIPS) menyebutkan momen Presidensi G20 di Indonesia harus dimanfaatkan untuk menggaet petani muda agar terjadi regenerasi petani secara nasional.

Peneliti CIPS Azizah Fauzi dalam diskusi bertajuk "Orang Muda Indonesia untuk Pertanian Tanah Air" yang dipantau secara daring di Jakarta, Kamis, mengatakan pertemuan G20 di bidang pertanian harus dimanfaatkan untuk mengumpulkan berbagai informasi terkait praktik pertanian terbaik yang dilakukan oleh negara-negara G20 agar bis diterapkan di Indonesia.

"Di momentum G20 sendiri ada namanya ministrial meeting, menurut pandangan saya ini bisa jadi sarana oleh pemerintah atau Menteri Pertanian berbagai negara yang terlibat untuk berbagi best practices di dalam pertanian itu. Bisa juga dijadikan sarana berbagi informasi terbaru mengenai teknologi yang bisa menarik minat orang muda untuk terjun ke sektor agrikultur," katanya.

Menurutnya, pertemuan G20 di bidang pertanian harus digunakan oleh pemerintah Indonesia guna menyerap berbagai informasi mengenai hasil riset dan teknologi pertanian terbaru yang sudah digunakan pada negara-negara G20 baik dari sektor publik maupun swasta.

"Dan juga sebaiknya mungkin informasi yang sudah dirangkum bisa disebarluaskan ke masyarakat umum, nantinya biar orang muda bisa dengan mudah mengakses, memperkaya ilmu pengetahuannya. Dan harapannya nanti agar persepsi mengenai agrikultur itu bisa pelan-pelan berubah di mata orang muda, bahwa banyak sekali potensi yang bisa dimanfaatkan di pertanian modern," katanya.

Azizah mengatakan data hasil survei 2018 mengungkapkan mayoritas petani di Indonesia berusia di atas 45 tahun. Bahkan hanya sekitar 10 persen petani yang berusia di bawah 30 tahun.

Dia menyebutkan salah satu cara agar kaum muda tertarik terjun ke sektor pertanian adalah dengan penerapan teknologi pertanian modern. Menurutnya, anggapan bekerja sebagai petani harus panas-panasan, kotor, dan berlumpur menjadi penghalang bagi anak muda untuk jadi petani.

Oleh karena itu, kata Azizah, penting untuk mengenalkan teknologi pertanian terbaru dari berbagai negara G20 kepada masyarakat muda Indonesia agar tertarik jadi petani.

Azizah menyebutkan bahwa Indonesia merupakan negara penghasil berbagai macam komoditas pertanian, namun belum maksimal dan belum mencapai ketahanan pangan. Regenerasi petani, kata dia, adalah salah satu cara agar Indonesia bisa mencapai ketahanan pangan nasional.

Baca juga: Erick Thohir: Petani muda ciptakan keberlanjutan di sektor pertanian
Baca juga: Mentan kukuhkan 10 ribu petani muda di Surabaya
Baca juga: Kementan: Regenerasi petani muda mulai terlihat

Pewarta: Aditya Ramadhan
Editor: Faisal Yunianto
Copyright © ANTARA 2022