Padang (ANTARA News) - Ahli bedah tumor RSU dr. M Djamil Padang, Prof Azamris Ahmad mengungkapkan penyakit yang diderita Isal (41) "manusia akar" dari Painan, Kabupaten Peisisir Selatan Sumatera Barat tidak bisa disembuhkan.

"Kutil akan terus tumbuh di tubuh pasien dan bisa memanjang menyerupai akar, dan tidak bisa disembuhkan secara total," ujarnya kepada wartawan di Padang, Rabu.

Menurut Azamris, penyebab penyakit kutil itu adalah faktor genetis secara turun temurun.

Bisa disimpulkan pasien menderita tumor dan masih tergolong tumor jinak (Neuro Figromatosis). Namun jika dibiarkan, penyakit itu bisa menjadi ganas (Neuro Figromatosis Malignant) dan bisa menyebabkan kematian.

Saat ini, katanya, tim dokter masih menunggu hasil laboratorium penelitian penyakit yang diderita warga Warga Nagari Kambang Lakitan, Seberang Tarok, Kecamatan Lengayang, Kabupaten Pesisir Selatan, sekitar 90 kilometer dari kota Padang tersebut

Upaya yang dilakukan saat ini, sambungnya, hanya melakukan operasi terhadap kutil yang sudah kian membesar. Tim dokter telah mengangkat kutil sebesar genggaman orang dewasa pada 11 September.

"Kutil yang tumbuh akan terus membesar bahkan bagian yang telah dibuang juga masih bisa tumbuh lagi," katanya.

Sementara Isal mengaku tidak ada merasakan sakit terhadap penyakit yang dideritanya. "Yang saya rasakan hanya tubuh yang semakin berat," ujarnya.

Menurut kakak pasien, Ari Zamri (49), adiknya telah menderita penyakit tersebut sejak lahir. "Kutil mulai tumbuh membesar di sekujur tubuhnya sejak dia berusia 20 tahun," ujarnya.

Ia menambahkan, adiknya juga mudah merasa lelah dan kehilangan nafsu makannya.

"Sudah tiga minggu terakhir, ia hanya bisa berdiam diri di rumah, karena mengeluh tubuhnya semakin berat dan ada rasa malu kepada orang lain," katanya menambahkan.

Ia berharap adiknya bisa kembali sembuh normal dan bisa menjalankan aktivitasnya lagi karena ini juga menyangkut masa depannya.

Isal dirujuk dari puskesmas Painan Kabupaten Pesisir Selatan pada 5 September 2011. Seluruh biaya perobatan ditanggung pihak puskesmas.
(*)

Editor: AA Ariwibowo
Copyright © ANTARA 2011