Bengaluru (ANTARA) - Regulator penerbangan Bermuda mengatakan pihaknya menangguhkan sertifikasi semua pesawat Rusia yang terdaftar di luar wilayah Inggris karena sanksi internasional atas perang di Ukraina.

Langkah yang diambil regulator Bermuda itu diperkirakan akan berdampak pada lebih dari 700 pesawat.

Pihak regulator mengatakan tidak yakin dapat menyetujui pesawat-pesawat itu sebagai layak terbang karena adanya dampak dari sanksi terhadap kemampuan Rusia melakukan pengawasan keselamatan.

Para produsen tidak lagi menyediakan suku cadang untuk maskapai-maskapai Rusia yang merupakan bagian dari sanksi yang dijatuhkan pada negara itu.

Keputusan penangguhan izin terbang oleh Otoritas Penerbangan Sipil Bermuda yang diumumkan di situs webnya pada Sabtu malam (12/3) menyebabkan pesawat-pesawat Rusia itu dilarang terbang dengan tenggat pada Sabtu 23:59 GMT (Minggu 06.59 WIB).

Baca juga: AS: Jika bantu Rusia atasi sanksi, China bakal hadapi konsekuensi

Tidak ada pesawat yang diizinkan terbang tanpa sertifikat kelayakan terbang, yang dikeluarkan oleh otoritas penerbangan sipil di negara tempat pesawat tersebut didaftarkan.

Namun, dalam kasus ini, situs pelacakan penerbangan FlightRadar24 menunjukkan puluhan pesawat yang terdaftar di Bermuda terbang di atas wilayah udara Rusia pada Minggu (13/3) pukul 15:50 GMT (22.50 WIB).

Perusahaan konsultan penerbangan IBA pada 1 Maret mengatakan bahwa dari hampir 1.000 pesawat di armada Rusia, 745 di antaranya terdaftar di Bermuda. Dari jumlah itu, 713 di antaranya disewa dan 32 milik sendiri.

Pemerintah Rusia pada Kamis (10/3) mengatakan bahwa pihaknya telah mengusulkan untuk mengizinkan pesawat asing yang disewa oleh maskapai Rusia untuk didaftarkan sebagai milik maskapai dan diberikan sertifikat kelayakan terbang oleh otoritas Rusia.

Baca juga: AS akan cabut status "most-favored nation" Rusia di tengah krisis Ukraina

Langkah tersebut mengikuti otoritas penerbangan Rusia yang merekomendasikan maskapai-maskapai Rusia yang menggunakan pesawat sewaan asing untuk menangguhkan penerbangan penumpang dan kargo ke luar negeri, sehingga hal itu mempersulit pihak-pihak yang menyewakan untuk mengambil alih pesawat mereka.

Perusahaan-perusahaan sewa global yang melihat tenggat waktu yang mepet untuk mengambil alih lebih dari 400 pesawat senilai hampir 10 miliar dolar AS (Rp143,25 triliun) dari maskapai Rusia, tidak menerima sinyal radio dari pihak Rusia. Sementara para ahli memperingatkan bahwa perselisihan hukum terkait kondisi itu dapat berlangsung selama satu dekade.

Penutupan wilayah udara bersama oleh Uni Eropa dan Moskow atas perang di Ukraina telah membuat penerbangan Rusia hampir terisolasi.

Sanksi yang dijatuhkan oleh EU setelah invasi Rusia ke Ukraina memberi waktu kepada perusahaan sewa hingga 28 Maret untuk melepaskan diri dari kesepakatan dengan maskapai Rusia.

Rusia menyebut tindakannya di Ukraina sebagai "operasi khusus" yang menurut pemerintah Rusia tidak dirancang untuk menduduki Ukraina tetapi untuk menghancurkan kemampuan militer dan "melenyapkan Nazi" di negara tetangganya itu.

Sumber: Reuters

Baca juga: Uni Eropa lancarkan sanksi keempat terhadap Rusia
Baca juga: Menlu Inggris: Saatnya Barat jadi lebih keras terhadap Putin

Penerjemah: Yuni Arisandy Sinaga
Editor: Anton Santoso
Copyright © ANTARA 2022