Sukoharjo (ANTARA) - Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Kabupaten Sukoharjo Arif Budi Satria, Senin, mengatakan pihaknya memiliki kewajiban moral mendampingi keluarga tersangka teroris Sunardi (54), yang ditembak mati oleh Tim Detasemen Khusus 88 Antiteror Polri.

"Kami bantu trauma healing kepada keluarga Sunardi. Maka, kami melakukan kunjungan kepada keluarga. Kegiatan yang dilakukan IDI Sukoharjo murni bersifat kemanusiaan," kata Arif Budi di Sukoharjo, Senin.

Dia menambahkan pihaknya tidak mengetahui kegiatan yang dilakukan Sunardi (SU) di luar profesinya sebagai dokter.

Sunardi, yang ditembak mati oleh Tim Densus 88 Antiteror Polri di Jalan Bekonang, Sukoharjo, Rabu (9/3), diketahui berprofesi sebagai dokter dan membuka praktik di rumahnya, Kampung Bangunharjo, Kelurahan Gayam, Kabupaten Sukoharjo, Provinsi Jawa Tengah.

Dia juga membuka praktik di salah satu pondok pesantren di Polokarto.

Sunardi diduga terlibat jaringan terorisme Jamaah Islamiyah (JI) dan pernah menjabat sebagai Amir Khidmat JI, Deputi Dakwah dan Informasi, penasihat Amir JI, dan penanggung jawab Hilal Ahmar Society Indonesia (HASI).

Menurut Arif, Sunardi tercatat menjadi anggota aktif di IDI Kabupaten Sukoharjo dan rajin mengurus perpanjangan keanggotaan serta surat izin praktik (SIP) dokter.

Dia juga menekankan IDI Sukoharjo merupakan organisasi keprofesian dokter yang patuh pada hukum dan resmi di bawah peraturan dan perundang-undangan yang berlaku di Indonesia.

IDI mengedepankan konstitusi dan patuh pada penegakan hukum, tambahnya. Dia mengatakan setiap dokter, yang tergabung di IDI, juga selalu diingatkan untuk mengambil sumpah saat dilantik menjadi dokter.

Keterkaitan IDI dengan dugaan tindak pidana terorisme menjadi sebuah hal kontradiktif, katanya. Padahal, lanjutnya, IDI tidak akan mendukung aksi terorisme.

Arif menjelaskan pihak keluarga menerima dengan ikhlas dan meyakini qodho dan qodar yang menimpa almarhum Sunardi adalah yang terbaik.

Keluarga Sunardi juga menyatakan tidak akan melakukan tuntutan hukum atas perkara tersebut dan menerima kematian dengan ikhlas, kata Arif saat menemui salah satu putra Sunardi pada Jumat (11/3).

Usai peristiwa penangkapan dan penembakan terduga teroris Sunardi, Arif berkunjung ke rumah keluarga Sunardi untuk bersilaturahim. Dia juga mendatangi Polres Sukoharjo dan bertemu Kabidhumas Polda Jateng Kombes Pol. Iqbal Alqudusy dan Kepala Polres Sukoharjo AKBP Wahyu Nugroho untuk memberikan klarifikasi.

Arif mnejelaskan IDI merupakan organisasi yang berfokus pada profesi dan kemanusiaan, dimana salah satu isi sumpah dokter adalah tidak boleh membahayakan kehidupan orang lain.

Baca juga: Polri ungkap keterlibatan dokter Sunardi dalam jaringan teroris JI
 

Pewarta: Bambang Dwi Marwoto
Editor: Fransiska Ninditya
Copyright © ANTARA 2022