Garut (ANTARA News) - Kekeringan akibat musim kemarau, melanda sejumlah daerah di Kabupaten Garut, Jawa Barat, memicu rebutan aliran air antarpetani.

"Kalau musim kemarau para petani terpaksa harus berebutan air agar lahan taninya tetap terpenuhi pasokan air," kata Maman Suherman (40), petani di Kampung Cileles, Desa Cibunar, Kecamatan Cibatu, Garut, Minggu.

Sumber rebutan air adalah hulu Sungai Cileles yang menjadi andalan petani dalam memenuhi kebutuhan air lahan pertaniannya.

Namun terus menyusut karena sudah lama tidak turun hujan, petani harus berebut air di hulu sungai itu dengan cara menutup dan membuka aliran anak sungai melintasi kawasan areal pertanian.

Maman bahkanterpaksa menanam tomat yang tidak terlalu banyak membutuhkan pasokan air seperti padi.

"Meskipun saya tanam tomat, tetap saja saat membutuhkan air harus usaha dulu mendapatkan air," katanya.

Kepala Bidang Produksi Tanaman Pangan, Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura, Kabupaten Garut, Wawan Suherman membenarkan warga sejumlah daerah lahan pertanian yang sulit mendapatkan air saling berebut air.

"Memang terjadi rebutan air antar petani tapi mereka juga yang mengatur sendiri, menjadwal sendiri agar semuanya terbagi," kata Wawan. (*)




Editor: Jafar M Sidik
Copyright © ANTARA 2011