Jakarta (ANTARA News) - Sekretaris Majelis Ulama Indonesia (MUI) Provinsi Banten KH Syibli E Sarjaya menegaskan, dana hibah yang diterima dari pemerintah setempat sangat bermanfaat bagi berjalannya program-program operasional organisasi itu.

"Tanpa dana hibah, mungkin MUI akan berjalan terseok-seok," ujarnya di Masjid Banten Al Bantani, Serang, Kamis.

Syibli menjelaskan, sebetulnya keberadaan dana hibah itu tidak perlu dipermasalahkan, apalagi sampai menjadi isu yang dibesar-besarkan. MUI sudah menerima dana hibah dari Pemprov Banten sejak tahun 2002.

Sejak itu hingga saat ini jumlahnya terus mengalami peningkatan yang disesuaikan dengan kemampuan APBD yang juga terus mengalami perkembangan.

Untuk tahun 2011, MUI menerima dana hibah sekitar Rp8,4 miliar untuk tahap pertama dan Rp770 juta untuk tahap kedua. Dari dana hibah tahap pertama, dialokasikan untuk mencetak Al Qur`an Mushaf Al-Bantani sebanyak 105 ribu eksemplar senilai Rp7,5 miliar. Kemudian, untuk operasional MUI Kabupaten/Kota masing-masing Rp10 juta. "Selebihnya untuk biaya operasional," tambahnya.

Sedangkan untuk dana hibah tahap kedua, dialokasikan untuk dana operasional MUI di tingkat kecamatan se-Banten yang jumlahnya mencapai 154 kecamatan. MUI kecamatan menerima Rp5 juta.

"Secara faktual, MUI Banten hingga tahun ini memang menerima dana hibah dan telah dimanfaatkan seluruhnya untuk kepentingan organisasi dalam menjalankan program-programnya yang sebegitu besar," kata Syibli.

Syibli mengatakan bahwa dalam visi dan misi pembangunan Banten di antaranya berisi tentang upaya peningkatan kualitas keagamaan.

Terkait dengan hal itu, MUI berupaya melaksanakan berbagai program dalam rangka mencerdaskan mental spiritual masyarakat, membina kerukunan antarumat dan membina akhlakul karimah serta pendidikan kader ulama.

"Dari angkatan I sampai saat ini ke-4, masing-masing kabupaten/kota mengirimkan 5 wakilnya, yang berarti ada 40 kader setiap angkatan sehingga total kader yang telah mengikuti pendidikan sebanyak 160 orang. Dari dana hibah itulah sumber dananya," tegas Syibli.

Jadi tanpa adanya dana hibah, ia menambahkan, mungkin MUI akan berjalan tertatih-tatih karena tidak bisa menjalankan berbagai program pemberdayaan umat tersebut.

(T.D011/B/S023)

Editor: Ruslan Burhani
Copyright © ANTARA 2011