Sipirok (ANTARA) - Belasan hektare areal persawahan milik masyarakat berubah bak lautan akibat terendam luapan Sungai Batang Toru dan Sungai Sangkunur di Kecamatan Angkola Sangkunur, Kabupaten Tapanuli Selatan, Sumatera Utara dan terancam puso.

"Diperkirakan ada belasan hektare areal sawah petani terendam, di samping areal perkebunan dan permukiman warga," kata Kepala Desa Simataniari, Habibullah Harahap ketika dihubungi melalui telepon di Sipirok, Kamis.

Diperkirakan tanaman padi, khususnya di Kampung Setia Baru dan Kampung Muara Pardomuan (Sibara-sibara) rusak akibat terendam banjir itu.

"Padi sawah petani yang hendak panen itu kemungkinan besar rusak akibat terendam. Bahkan sudah seperti lautan," katanya di sela memantau banjir menggunakan sampan bersama unsur Kepolisian dan TNI.

Baca juga: Ratusan rumah di Tapanuli Selatan terendam banjir

Baca juga: Sungai Batang Angkola meluap merendam 240 hektare sawah di Tapsel


Banjir di awal tahun 2022 lalu, minimal selama 4-5 hari air merendam ratusan permukiman warga, areal pertanian dan perkebunan, kemudian surut.

"Pengalaman banjir awal 2022 lalu, air baru surut sekitar 4-5 hari setelah kejadian. Demikian juga harapan kami, banjir yang sekarang bisa cepat surut," ucapnya.

Apalagi, aktivitas ratusan jiwa warga khususnya 75 kepala keluarga (KK) warga Kampung Setia Baru dan 96 KK warga Kampung Muara Pardomuan (Sibara-bara) terganggu total.

Sebelumnya, banjir merendam areal persawahan dan permukiman warga Sibara-bara, Desa Simataniari, Kecamatan Angkola Sangkunur, sejak pagi sekitar pukul 06.00 WIB.*

Baca juga: Puluhan hektare sawah di Tapanuli Selatan terendam banjir

Baca juga: Ratusan rumah di Tapsel Sumut terendam banjir

Pewarta: Juraidi dan Kodir
Editor: Erafzon Saptiyulda AS
Copyright © ANTARA 2022