Jakarta (ANTARA) - Kementerian Koperasi dan UKM mendorong para pelaku UMKM di Sumedang, Jawa Barat, memanfaatkan aplikasi Bela Pengadaan dan e-katalog buatan Lembaga Kebijakan Pengadaan Barang/Jasa Pemerintah (LKPP) untuk mengembangkan pemasaran produk.

Ia mengaku pihaknya akan mempercepat penyediaan 40 persen barang dan jasa pemerintah oleh produk koperasi maupun UMKM melalui e-katalog.

"Sudah ada penyederhanaan persyaratan bagi pelaku UMKM bisa masuk ke e-katalog. Intinya, kita permudah," kata Kepala Biro Komunikasi dan Teknologi Informasi Kementerian Koperasi dan UKM Budi Mustopo di Sumedang, Jawa Barat.

Dalam kesempatan tersebut, Kemenkop memberikan pelatihan vokasional bagi usaha mikro di sektor kuliner.

Pascapelatihan, Budi mengharapkan pelaku usaha mikro bisa on-boarding ke e-katalog dan Bela Pengadaan.

Para pelaku usaha mikro disebut dapat memanfaatkan seperti rest area jalan tol yang 30 persen harus diisi oleh pelaku UMKM. "Terlebih lagi, warga Sumedang bakal segera memiliki jalan tol," ungkapnya dalam keterangan resmi.

Lebih lanjut, ia mendorong pelaku UMKM di Sumedang untuk bertransformasi ke digital, seperti memanfaatkan Instagram dan Facebook.

Selain itu pelaku usaha mikro diingatkan agar memiliki laporan keuangan yang rapi dan dapat dipertanggungjawabkan secara administrasi.

"Untuk laporan keuangan, bisa mendownload aplikasi Lamikro yang ada di android melalui handphone. Dengan kerapian laporan keuangan, bisa juga menjadi modal untuk akses ke pembiayaan," ucap Budi.

Seorang peserta pelatihan bernama Tati Rohayati mengharapkan, produk cemilan (snack) miliknya dengan brand Teh Tati, mampu memperluas pemasaran.

Produk milik Tati dikatakan telah memproduksi 20 jenis cemilan antara lain rengginang, dendeng belut, keripik singkong, keripik talas, dan keripik pisang.

Ketika pandemi COVID-19 melanda pada tahun 2020, produk usahanya disebut mengalami peningkatan melalui media sosial dan promosi mulut ke mulut.

Apalagi, ujar dia, ketika pemerintah memberikan Banpres Produktif Usaha Mikro (BPUM) sebesar Rp2,4 juta untuk produk cemilan Teh Tati dan memperoleh Kredit Usaha Rakyat (KUR) sebesar Rp10 juta.

Kemudian, Tati mendapatkan kucuran KUR sebesar Rp50 juta untuk lebih mengembangkan produk dan pasarnya.

Saat ini, produk rengginang Teh Tati dinyatakan sudah lulus uji kurasi di Dinas Kabupaten Sumedang untuk mengisi pasar di Virginia, Amerika Serikat.

"Saya ingin daftar ke e-katalog LKPP agar pemasaran produk lebih luas lagi," katanya.

Baca juga: Kemenkop tutup 95 cabang tak berizin KSP Mitra Dhuafa
Baca juga: Kemenkop dorong lembaga koperasi lakukan percepatan vaksinasi
Baca juga: Kemenkop: Kawasan kuliner ramai berkat pulihnya aktivitas perkantoran


Pewarta: M Baqir Idrus Alatas
Editor: Kelik Dewanto
Copyright © ANTARA 2022