... yang memisahkan pertahanan dan keamanan secara tegas... Padahal seharusnya tidak seperti itu...
Jakarta (ANTARA News) - Mantan Kepala Lembaga Sandi Negara Rebpublik Indonesia, Mayjen (Purn) Nachrowi Ramli, menyatakan perlu dilakukan pengajian ulang terhadap sistem pertahanan-keamanan nasional yang memisahkan tugas pertahanan dan tugas keamanan secara tegas.

"Padahal seharusnya tidak seperti itu," kata Nachrowi Ramli, melalui siarannya persnya di Jakarta, Senin.

Ramli memberikan pernyataan tersebut terkait teror bom bunuh diri di Gereja Bethel Injili Sepenuh, di Kepunton, Solo, Jawa Tengah, Minggu siang (25/9).

Menurut dia, aparat keamanan di Indonesia harus ditingkatkan kemampuan information intelligence-nya, sehingga menjadi lebih mahir sebagai pendeteksi dini, bukan sebagai pemadam kebakaran seperti saat ini.

Melalaui siaran pers itu, Nachrowi juga menyatakan, mengutuk aksi bum bunuh diri di GBIS di Kepunton, Solo, sehingga jatuh korban dari masyarakat yang tidak terkait.

"Aksi peledakan bom selalu terkait terorisme. Persoalan terorisme, sesungguhnya tidak berdiri sendiri dan tidak hanya ada di wilayah dalam negeri Indonesia," kata Nachrowi Ramli.

Persoalan terorisme, menurut dia, terkait dengan masalah perbedaan persepsi dari sekelompok masyarakat tentang keadilan dan penafsiran yang dangkal tentang jihad.

Nachrowi yang pernah bertugas selama 34 tahun di dunia intelijen/sandi menambahkan, aksi terorisme di Indonesia, juga ada pengaruh ada pengaruh dari luar negeri dimana saat ini terjadi pergolakan di beberapa negara.

Sebelumnya, Menteri Koordinator Politik, Hukum, dan Keamanan, Djoko Suyanto, mengatakan, aksi bom bunuh diri di Gereja Bethel Injil di Solo, hari Minggu (25/9) siang, mengakibatkan dua orang tewas dan 14 orang lainnya luka-luka.

"Dua korban meninggal dunia, satu orang tewas di lokasi yakni pelaku bom bunuh diri dan satu orang lagi tewas di rumah sakit," kata Djoko Suyanto, pada jumpa pers di Kantor Kementerian Koordinator Polhukam, Jakarta, Minggu (25/9) sore.

Djoko menjelaskan, 14 orang yang mengalami luka-luka sebagian masih dirawat di rumah sakit dan sebagian lainnya telah diizinkan pulang.

"Saya mendapat informasi, sudah ada tiga orang korban luka-luka yang diizinkan pulang," katanya.

Djoko menambahkan hingga saat ini aparat kepolisian masih melakukan penyisiran di sekitar gereja sambil melakukan identifikasi di lokasi terhadap segala sesuatu yang berada di area aksi bunuh diri tersebut. (R024)



Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011