... Indonesia telah menjadi peserta awal dari berbagai inisiatif bilateral dan multilateral untuk mempersiapkan pelaksanaan REDD+ di tingkat nasional...
Bogor (ANTARA News) - Aliran dana dari negara-negara maju ke negara-negara berkembang setiap tahun dalam rangka membantu memfasilitasi pengurangan deforestasi secara signifikan melalui program REDD+ diperkirakan mencapai Rp270 triliun.

"Potensi aliran dana dari negara-negara maju ke negara-negara berkembang untuk program REDD+ cukup besar, mencapai 30 miliar dolar Amerika," ujar Humas Center for International Forestry Research (CIFOR), Budhy Kristanty, Senin, di Bogor.

Dikemukakannya, program REDD+ merupakan mekanisme global untuk mengurangi emisi dan deforestasi dan degradasi hutan.

Selain itu, mekanisme REDD+ disepakati secara global untuk mendorong konservasi dan pengelolaan hutan secara berkelanjutan serta peningkatan cadangan karbon hutan dunia.

Menurut Kristanty, Indonesia merupakan negara yang paling banyak memiliki proyek percontohan REDD+ dalam berbagai tahap perkembangan.

"Indonesia telah menjadi peserta awal dari berbagai inisiatif bilateral dan multilateral untuk mempersiapkan pelaksanaan REDD+ di tingkat nasional," paparnya.

Rencana pelaksanaan program REDD+ di tingkat nasional tersebut akan dibahas secara khusus oleh CIFOR melalui penyelenggaraan Konferensi Masa Depan Hutan dan Perubahan Iklim Indonesia, yang dipusatkan di Hotel Shangrila, Jakarta, Selasa.

Konferensi itu akan dihadiri sekitar 1.000 pakar, penggiat LSM dan para pemangku kepentingan di bidang kehutanan se-Indonesia.

Presiden Susilo Bambang Yudhoyono dan sejumlah menteri sektor terkait dari KIB II juga utusan berbagai lembaga internasional dijadwalkan akan menghadiri kegiatan tersebut. (ANT)






Editor: Ade P Marboen
Copyright © ANTARA 2011