Pamekasan (ANTARA News) - Dinas Kesehatan (Dinkes) Pamekasan, Madura, Jawa Timur berencana akan merujuk perawatan seorang bayi anak pasangan keluarga miskin di wilayah itu yang terlahir tanpa dinding perut ke rumah sakit di Surabaya.

"Perawatan selama di Surabaya, termasuk pelaksanaan operasinya akan menggunakan surat pernyataan miskin dari Bupati Pamekasan," kata Kepala Dinkes Kabupaten Pamekasan, Ismail Bey, Kamis.

Bayi yang terlahir tanpa dinding petur pusat ini merupakan anak ketiga dari pasangan suami istri Muhammad Ramli (50) dan Eka Wahyuni (45), warga Desa Bettet, Kecamatan Kota, Pamekasan. Ia diberinama Roihan Wahyudi dan berjenis kelamin laki-laki.

"Sudah lima hari lalu bayi ini, lahir dan kondisinya memang seperti ini," tutur ayah Roihan, Muhammad Ramli.

Akibat kelainan ini, Raihan mengalami pembengkakan hati dan mengalami kerusakan empedu, sehingga perutnya tampak membesar, bahkan sebagian terburai.

Menurut Ramli, hampir setiap saat anaknya selalu menangis, hingga membuat kedua orang tuanya bingung. "Mungkin sakit mas, wong perutnya seperti ini," ucap Romli dengan nada sedih.

Kamis (29/9) Bupati Pamekasan Kholilurrahman bersama Kepala Dinas Kesehatan Ismail Bey mendatangi langsung rumah keluarga miskin yang memiliki bayi lahir tanpa dinding pusar ini.

Hadir pula bersama rombongan bupati, Direktur RSD Pamekasan dr Iri Agus Subaidi dan dokter spesialis anak dr Gatot.

Menurut Gatot, secara medis, bayi Raihan, tergolong menderita "omphalocele" atau hernia tali pusar. Kelainan yang terjadi di perut Raihan diperkirakan karena faktor genetik.

"Harapan sembuh memang tipis karena banyak bayi yang seperti ini tidak tertolong. Tapi masih ada kemungkinan bisa tertolong karena usus masih terbungkus selaput meski tipis," katanya menjelaskan.

Menurut Bupati Pamekasan Kholilurrahman, pihaknya tidak hanya membantu pengobaran bayi Roihan hingga sembut akan tetapi juga akan menanggung biaya hidup keluarganya selama berada di Surabaya.

"Kami akan menggunakan dana sosial yang ada di Dinsosnakertrans. Jadi semuanya mulai dari operasi hingga biaya hidup keluarganya yang menjadi selama ada di Surabaya akan ditanggung pemkab," kata Kholilurrahman menjelaskan.

(ANTARA)

Editor: Suryanto
Copyright © ANTARA 2011