Surabaya (ANTARA) - Selain menjadi salah satu tol terindah di Indonesia, ruas Pandaan-Malang juga menjadi salah satu tol dengan predikat ramah lingkungan. Hal itu dibuktikan dengan diraihnya Sertifikasi Green Tol Road dari Green Product Council Indonesia (GPCI) level gold plus.

Proses sertifikasi Green Toll Road Indonesia dilakukan Green Infrastucture and Facilities Indonesia yang merupakan sub divisi GPCI, yakni organisasi nirlaba di bawah naungan Global Ecolabel Network (GEN).

Raihan ini setelah melalui beberapa proses tahapan, meliputi enam indikator, yaitu akses, kelayakan dan pelayanan, efisiensi energi dan air, lingkungan, material, konstruksi serta kerja sama kewilayahan.

Sehingga kini Tol Pandaan-Malang ditunjuk menjadi model percontohan oleh Badan Usaha Jalan Tol (BUJT) untuk diimplementasikan dalam pengelolaan ruas tol di luar Jasa Marga Group.

Di balik keindahan dan raihan prestasi tersebut Tol Pandaan-Malang juga menyimpan tantangan. Seperti halnya ungkapan pepatah lama bahwa setiap hasil baik atau kenikmatan, pasti diperoleh melalui proses panjang yang di dalamnya terdapat tantangan dan perjuangan.

Ungkapan itu, sepertinya layak disandarkan bagi penikmat keindahan alam Tol Pandaan-Malang. Tentunya, hal ini bukan untuk menakuti pengendara ketika melintas di jalur itu, namun fakta lapangan menunjukkan demikian. Bahwa jalur Tol Pandaan-Malang rawan longsor.

Seperti yang terjadi pada Selasa, 8 Maret 2022, tebing di KM 78+000 hingga km 79+000 Tol Pandaan-Malang mengalami longsor setelah hujan deras mengguyur kawasan itu.

Selain longsor, juga terjadi genangan air di sisi kiri jalan tol, sehingga PT Jasamarga Pandaan Malang (JPM) merekayasa lalu lintas dan pengalihan kendaraan yang berasal dari arah Surabaya maupun Malang.

Kendaraan dari arah Surabaya dialihkan keluar ke gerbang tol (GT) Purwodadi, sementara dari Malang menuju Surabaya diminta untuk keluar di GT Lawang.

Kerawanan juga pernah terjadi pada Sabtu, 22 Februari 2020, tepatnya di KM 68.800, yakni hujan deras di kawasan itu menyebabkan luberan air ke akses utama jalan tol Lawang arah Surabaya, sehingga mengganggu aktivitas pengguna jalan.

Kapolda Jawa Timur Irjen Pol Nico Afinta saat melakukan pemantauan pembersihan material longsor di Tol Pandaan-Malang beberapa waktu lalu mengakui bahwa Tol Pandaan-Malang merupakan daerah rawan longsor. "Setelah kejadian kemarin, ada satu titik yang kami waspadai. Jadi, ada dua titik yang sudah longsor, satu titik kami waspadai," kata Nico, kepada wartawan.

Nico mengatakan telah melakukan koordinasi dengan Dinas Pekerjaan Umum (DPU) Bina Marga Provinsi Jawa Timur, Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Jatim dan pengelola jalan tol Jasa Marga untuk melakukan upaya antisipasi terjadinya longsor susulan.

Polda Jatim terus berkoordinasi melakukan pengecekan dan perbaikan setiap waktu serta pembersihan supaya kendaraan bisa melintas dengan aman.

Ke depan, kata dia, pihaknya juga meminta agar dilakukan pengecekan secara berkala di beberapa titik yang memiliki potensi longsor, agar bisa segera diantisipasi dan terhindar dari bencana longsor.

Harapannya ruas jalan tol tu tetap aman dan bisa dilalui oleh masyarakat pengguna jalan tanpa ada gangguan
Gerbang Tol (GT) Singosari, yang merupakan salah satu akses Tol Pandaan-Malang, (ANTARA/Abdul Malik Ibrahim)

Kunci Ekonomi

Tol Pandaan-Malang juga menjadi kunci ekonomi di Jawa Timur, sebab akses tol ini mendukung mobilisasi orang hingga kebutuhan barang logistik antara Kota Surabaya, Pasuruan dan Malang.

Dari catatan Pemprov Jatim, ada banyak kawasan wisata yang bisa diakses dengan cepat melalui tol ini, sehingga menjadi kunci peningkatan perekonomian daerah. Sebut saja kawasan wisata Taman Safari Prigen, Kebun Teh Wonosari, Candi Singosari serta sejumlah kawasan wisata di Kota Batu.

Untuk menuju kawasan itu, tol Pandaan-Malang membantu memudahkan mobilitas kendaraan, sehingga kecepatan waktu tempuh hanya menjadi dua hingga tiga jam, dari awalnya lima hingga enam jam, sebelum adanya tol.

Kini, usai pemerintah mengeluarkan kebijakan pelonggaran aktivitas karena turunnya angka terkonfirmasi COVID-19, jumlah kendaraan melintas di tol ini tercatat mengalami kenaikan sebesar 4.834 kendaraan.

Petugas Jasamarga Tol JPM Ismayadi mengatakan sebanyak 32.664 kendaraan sudah melintas di ruas JPM setelah adanya pelonggaran aturan pemerintah sampai 16 Maret 2022.

Sebelumnya, di tanggal yang sama pada Februari 2022, jumlahnya hanya mencapai 27.830 kendaraan yang melintas. Artinya, terjadi kenaikan sebesar 4.834 kendaraan yang melintas.

Kenaikan itu patut disyukuri, sebab pada saat pandemi PT Jasa Marga melakukan penyekatan di empat titik tol Pandaan-Malang, seperti akses Lawang, Pasuruan, Singosari dan Purwodadi, akibatnya jumlah kendaraan yang melintas turun drastis dan bisa dihitung dengan jari atau hanya tercatat puluhan kendaraan.

Padahal, berdasarkan catatan JPM, jumlah kendaraan yang melintas Tol Pandaan-Malang di saat normal, sebelum pandemi, bisa mencapai 40 ribu hingga 50 ribu kendaraan setiap harinya.

Ismayadi memprediksi peningkatan arus kendaraan dipastikan akan terus terjadi pada bulan-bulan ke depan, karena aktivitas mudik Lebaran sedang dikaji pemerintah untuk diperbolehkan.

Tentunya, semua masyarakat berharap kasus COVID-19 terus turun dan melandai, sehingga lalu lintas dan aktivitas masyarakat bisa kembali normal, khususnya kendaraan yang melintas di Tol Pandaan-Malang, dan menumbuhkan kembali geliat ekonomi di Jawa Timur. 

Editor: Masuki M. Astro
Copyright © ANTARA 2022