Boston (ANTARA) - Saham-saham di Bursa Efek New York, Wall Street, Amerika Serikat, dibuka lebih rendah, demikian pula dengan imbal hasil obligasi Amerika Serikat (AS) setelah keduanya menguat pada awal pekan karena investor mendapat kekuatan ekonomi dan komentar hawkish dari pembuat kebijakan AS.

Imbal hasil obligasi dua tahun naik tajam sejauh ini pada bulan Maret 2022 dan bersiap untuk lompatan bulanan terbesar sejak 2004. Investor relatif optimistis tentang implikasi dari hasil yang lebih tinggi pada nilai pasar saham dengan banyak yang memilih membeli kembali saham setelah beberapa kerugian.

Namun narasi itu terhenti pada perdagangan Rabu pagi dimana saham-saham AS jatuh. Indeks Dow Jones Industrial Average jatuh 238,35 poin atau 0,68 persen menjadi 34.569,11. Indeks S&P 500 rugi 20,62 poin, atau 0,46 persen menjadi 4.490,99. Indeks Komposit Nasdaq turun 40,81 poin atau 0,29 persen menjadi 14.068.01.

Baca juga: Wall St naik setelah keputusan Fed, kekhawatiran "default" Rusia reda

Saham Eropa turun hampir satu persen dengan patokan ekuitas Pan-Eropa mencapai level tertinggi baru satu bulan pada awal perdagangan di London sebelum jatuh kembali karena para pedagang ambil untung.

Indeks MSCI juga turun 0,4 persen, tetapi tetap mendekati level terakhir yang terlihat pada pertengahan Februari 2022, tepat sebelum Rusia menginvasi Ukraina. Beberapa investor yang sebelumnya bullish khawatir tentang dampak kenaikan suku bunga terhadap prospek saham.

Baca juga: Wall Street merosot setelah pernyataan Ketua Fed terkait inflasi

"Meskipun ada kritik luas, terlalu dini untuk mengambil pandangan bahwa The Fed (Federal Reserve/bank sentral AS) tidak akan dapat menegosiasikan garis tipis pengurangan inflasi tanpa menggagalkan pertumbuhan," kata Mark Haefele, Chief Investment Officer, UBS Global Wealth Management.

Sementara itu pergerakan yang paling menarik adalah pasar obligasi, meskipun ada pembalikan pada Rabu. Imbal hasil obligasi AS dua tahun, yang biasanya bergerak sesuai dengan ekspektasi suku bunga, turun 0,4 basis poin (bps) pada 2,150 persen. Imbal hasil obligasi AS 10-tahun turun 2,4 bps menjadi 2,353 persen.

Aksi jual di pasar AS bergerak di tempat lain, dengan imbal hasil obligasi Jerman dan Inggris, naik minggu ini.

Baca juga: Wall Street ditutup naik, pembicaraan Biden-Xi berakhir tanpa kejutan

Sementara itu terhadap dolar AS, yen naik sedikit, tetapi bertahan di sekitar 121 yen setelah Gubernur Bank of Japan (BoJ) Haruhiko Kuroda mengatakan terlalu dini untuk memperdebatkan keluarnya kebijakan moneter ultra-longgar. Euro dan sterling keduanya turun sekitar 0,4 persen terhadap dolar.

Harga minyak mentah naik dalam perdagangan yang fluktuatif pada hari Rabu, didukung oleh gangguan ekspor minyak mentah Rusia dan Kazakh. Minyak mentah AS melonjak 5,37 persen menjadi 115,14 dolar AS per barel dan Brent berada pada angka 121,92 dolar AS naik 5,58 persen pada hari itu.

Harga emas juga naik pada hari Rabu karena investor mencari perlindungan terhadap melonjaknya inflasi dan ketidakpastian yang disebabkan kejadian di Ukraina, dengan peningkatan imbal hasil obligasi AS membatasi kenaikan pada logam tanpa bunga. Di pasar spot emas naik 0,5 persen menjadi 1.930,77 dolar AS per ounce.

 

Pewarta: Risbiani Fardaniah
Editor: Herry Soebanto
Copyright © ANTARA 2022